|
|
Home
> Education
> FolksTale
> Anjing dan Rusa - Sulawesi Tenggara |
|
Anjing dan Rusa -
Sulawesi Tengah |
|
Konon kata yang empunya cerita,
dahulu kala binatang rusa tak mempunyai tanduk.
Justru anjinglah yang mempunyai tanduk panjang dan
bercabang-cabang. Bermula dari cerita inilah kemudian
rusa mempunyai tanduk panjang.
Pada suatu ketika, musim panas berkepanjangan tiba,
hampir semua sungai kering tak berair. Semua hewan
kehausan dan kelaparan karena rumput dan tanaman
tidak tumbuh lagi.
Hal ini juga dialami oleh sepasang rusa yang pergi
mencari air dengan menyusuri bukit, lereng-lereng
gunung, sehingga akhirnya mereka menemukan sebuah
sungai yang masih ada airnya. Banyak pula hewan-hewan
lain yang telah berada di situ.
“Sudah lama sekali kita
mengembara ke sana ke mari, baru sekarang kita menemukan
air di sini. Lihat, sudah banyak binatang lain yang
berkumpul.”, kata rusa jantan kepada
istrinya.
Rusa betina memalingkan wajahnya ke segala penjuru.
“Memang tempat ini sudah
ramai dikunjungi oleh binatang lainnya”,
kata rusa betina.
Sepasang rusa itu kemudian turun ke sungai. Tiba-tiba
rusa betina menggamit punggung suaminya seraya berkata,
“Coba lihat ke sana! Siapa
gerangan yang sedang kemari. Sungguh tampan ia,
tanduknya sangat indah dan menarik. Wah, sungguh
gagah sekali tampaknya.”
Si rusa jantan menoleh, memperhatikan pendatang
baru yang sedang menuruni bukit menuju sungai.
“Yang kemari itu adalah
anjing. Dia sahabatku namun sudah lama kami tak
jumpa,” kata rusa jantan.
Ketika si anjing telah tiba di pinggir sungai, ia
melihat rusa dan istrinya.
“Hai, Rusa! Mengapa engkau
juga berada di sini?” tegur si anjing
kepada sahabatnya.
“Ya, tak usah heran. Bukankah
sekarang ini air sangat sulit diperoleh, makanan
pun tak ada. Airlah yang membuat kita begini, pergi
berkeliaran ke sana ke mari hingga ketemu di tempat
ini”, kata rusa jantan.
Kemudian mereka turun ke sungai untuk minum melepas
dahaga. Setelah minum, mereka berpencar kembali.
“Mana si anjing itu tadi?”
Tanya rusa betina kepada suaminya.
“Oh, itu di sana! Di bawah
pohon sedang beristirahat. Mungkin ia masih kelelahan
setelah menempuh perjalanan jauh”,
sahut rusa jantan.
“Kalau begitu, marilah
kita juga beristirahat di sana bersama dengan dia”,
ajak si rusa betina.
“Ah, kamu ini!"
“Hei!”, tegur
si Rusa jantan
"Kenapa kau selalu memandangi
si Anjing? Sedang aku tak lagi kau perhatikan?”
tanya rusa jantan dengan jengkel.
“Tentu saja. Aku sangat
mengagumi tanduk si Anjing itu, sungguh tak terkatakan
indahnya. Oh,…. Sungguh bagus sekali”,
jawab rusa betina dengan memuji-muji tanduk si anjing.
“Apakah ia lebih gagah
dariku?” tanya si rusa jantan pada
istrinya.
“Yah, tentu saja tidak.
Tetapi yang jelas tanduknya sangat bagus. Sekiranya
engkau bertanduk seperti dia, pasti kau akan jauh
lebih gagah daripada si Anjing” jawab
rusa betina
Rusa jantan terdiam sejenak. Ia berusaha mencari
akal.
“Lebih baik begini,”
katanya sesaat kemudian. Kalau kau mau lihat aku
bertanduk, nanti aku akan meminjam tanduk si Anjing.
Aku akan kesana dulu untuk menyiasatinya.”
Rusa jantan itu nampaknya termakan oleh rayuan istrinya.
Ia segera menemui si anjing.
“Hei saudara Anjing. Istriku
ingin sekali melihat kita berlomba lari,”
kata Rusa jantan berbohong.
Si Anjing yang tak ingin mengecewakan sahabatnya
menyetujui usul itu. Mereka kemudian pergi ke tepi
padang rumput untuk berlomba.
“Apabila saya sudah berdiri
dan mengangkat kakiku, maka mulailah kalian berdua
lari”, rusa betina memberi aba-aba.
Rusa jantan dan anjing itu kemudian berlomba lari,
dan ternyata anjing dapat dikalahkan oleh si Rusa.
Si Anjing menjadi kecewa karena kekalahannya itu.
Sang Rusa jantan pun segera menghibur sambil menyiasatinya.
“Begini saudara Anjing.
Engkau tadi dapat kukalahkan karena engkau memakai
tanduk sehingga larimu lambat. Nah, supaya adil
bagaimana kalau aku sekarang yang memakai tanduk
itu. Kemudian kita berlomba lari lagi.”
Sang Anjing segera menyetujui lagi usul sahabatnya
tanpa curiga. Ia segera melepaskan tanduknya dan
memberikannya kepada si rusa jantan. Kemudian rusa
jantan memakai tanduk si anjing yang besar dan bercabang-cabang
indah itu.
Segera mereka berlomba lagi. Ketika rusa jantan
melihat si Anjing berlari sekencang-kencangnya di
depan, ia pun berlari tetapi membelok ke arah lain
menjauh dari si Anjing. Sedangkan si Anjing terus
berlari dan berlari. Karena merasa akan menang,
ia menoleh ke belakang. Alangkah terkejutnya ketika
dilihat si rusa tak ada di belakangnya.
Sadar merasa ditipu, si anjing berlari kembali memburu
si rusa dengan marah. Akan tetapi, karena si rusa
lebih gesit dan lincah, si anjing tak mampu menyusulnya.
Dan akhirnya, tanduk si anjing dibawa lari oleh
si rusa.
Itulah sebabnya hingga sekarang, bila anjing melihat
rusa pasti segera mengejarnya, karena ingin mengambil
kembali tanduknya yang dipinjam si rusa. Hingga
saat ini binatang rusa jantan memiliki tanduk yang
indah dan kokoh, membuat si rusa tampak lebih gagah.
Demikianlah dogeng yang berbentuk fabel dari Sulawesi
Selatan ini. Hikmah yang dapat kita petik dari cerita
ini janganlah mudah percaya dengan kata-kata dari
mulut yang manis, sehingga kita akan cepat terbujuk
untuk melakukan perbuatan yang akhirnya akan merugikan
diri sendiri atau orang lain. |
|
|
|
|
|