|
|
Home
> Education
> FolksTale
> Gadis Jelmaan Burung |
|
Gadis Jelmaan Burung |
|
|
|
Adalah putra mahkota bernama Raja
Muda. Ia sudah lama ingin berumah tangga, tetapi
belum menemukan gadis yang cocok untuk dijadikan
istrinya.
Setelah lama mencari-mencari jodoh, pada suatu malam
bermimpi melihat seorang tua datang kepadanya. Orang
tua itu mengatakan kepada Raja Muda, kalau dia ingin
mendapat jodoh dia harus pergi ke halaman sebuah
rumah yang terletak di dekat pantai. Di halaman
rumah itu terdapat pohon kelapa gading. Kalau burung
kuau turun dari kahyangan mereka akan hinggap di
pohon kelapa gading itu. Selanjutnya, orang tua
tersebut menganjurkan agar Raja Muda menangkap burung
kuau yang turun dari kahyangan itu.
Setelah mendapat mimpi, pergilah Raja Muda ketempat
rumah yang disebutkan orang tua dalam mimpinya itu.
Di halaman rumah, tumbuh beberapa kelapa gading.
Untuk menyembunyikan dirinya, Raja Muda menimbun
dirinya dengan pasir di halaman rumah, dan mukanya
ia tutupi dengan tempurung. Sangkar untuk burung
kuau yang akan ditangkapnya disembunyikan Raja Muda
di satu tempat.
Tak lama setelah Raja Muda menyembunyikan dirinya
di bawah timbunan pasir, turunlah beberapa ekor
burung kuau dari kayangan dan hinggap di pohon kelapa
gading tersebut.
Burung-burung kuau itu kakak beradik. Yang bungsu
turun kebawah dan bermain-main di atas pasir. Melihat
hal itu, burung kuau yang tertua bernyanyi dengan
kata-kata ibarat untuk menasehati adiknya yang bungsu
itu agar berhati-hati.
Tetapi burung kuau yang bungsu itu tak mempedulikan
nasehat kakaknya itu. Dia terus juga bermain-main
dengan gembira di atas pasir tanpa memperhatikan
keadaan di sekitarnya. Raja Muda yang bersembunyi
diatas tumpukan pasir yang menutupi badannya sangat
terkesan mendengar nyanyian burung kuau yang sangat
merdu itu. Ketika burung kuau yang bungsu itu sampai
ke dekatnya, tiba-tiba Raja Muda menangkapnya dan
memasukkannya kedalam sangkar. Melihat kejadian
itu, burung-burung kuau yang berada di atas pohon
kelapa gading segera terbang kembali ke kahyangan.
Dengan perasaan yang sangat gembira, Raja Muda membawa
burung kuau itu ke istana dan diletakkannya disebelah
kamar peraduannya. Pada suatu malam menjelang dini
hari, menjelmalah burung kuau itu menjadi seorang
putri yang cantik jelita. Ia keluar dari sangkarnya
dan pergi ke dapur istana memasak makanan yang lezat-lezat.
Kemudian, kembali masuk kedalam sangkar dan mengubah
dirinya menjadi burung kuau.
Ketika bersantap pagi, Raja Muda merasa heran karena
makanannya yang terhidang luar biasa lezatnya. Oleh
karena itu, dia tanyakan kepada juru masak istana
siapa yang memasak makanan itu. Juru masak istana
mengatakan bahwa bukan dia yang memasak makanan
itu. Malahan, dia juga merasa heran sekali, sebab
ketika dia bangun makanan itu sudah terhidang di
atas meja.
Setelah kejadian serupa berulang beberapa kali,
Raja Muda berusaha untuk mengetahui bagaimana hal
itu bisa terjadi. Suatu malam, Raja Muda sengaja
tidak tidur untuk mengintip siapa yang selalu menyediakan
makanan yang sangat lezat itu dimeja makan. Menjelang
dini hari, Raja Muda mendengar suara-suara yang
aneh di ruangan tempat meletakkan sangkar burung
kuau. Lantas dia pun mengintip ke tempat itu. Raja
Muda jadi sangat terkejut karena tampak olehnya
burung kuau itu menjelma menjadi seorang putri yang
cantik jelita. Kemudian putri yang sangat cantik
itu pergi ke dapur istana. Buru-buru Raja Muda mengambil
sangkar burung kuau itu dan dia bawa kekamarnya.
Ketika putri yang cantik itu selesai menghidangkan
makanan dan hendak masuk kembali ke sangkar burung
kuau itu, ternyata sangkar itu sudah hilang. Oleh
karena itu, dia tak bisa masuk lagi kedalam sangkar
dan menjelmakan dirinya kembali menjadi burung kuau.
Lantas, bersembunyilah putri yang cantik itu disatu
tempat.
Pagi harinya, Raja Muda pura-pura mengatakan kepada
pesuruh istana bahwa burung kuaunya hilang. Kemudian,
diperintahkanlah pesuruh istana itu mencarinya sampai
dapat. Ketika sibuk mencari burung kuau yang hilang
itu, pesuruh istana melihat seorang gadis cantik
bersembunyi di satu tempat. Pesuruh istana menanyakan
siapa dia. Karena tak bisa mengelak lagi, gadis
cantik itumengatakan bahwa dia adalah penjelmaan
burung kuau. Kemudian, pesuruh istana membawa putri
yang cantik itu menghadap Raja Muda.
Beberapa waktu kemudian, diselenggarakan perkawinan
Raja Muda dengan putri cantik penjelmaan dari burung
kuau itu. Raja Muda merasa berbahagia sekali mendapat
jodoh seorang gadis yang sangat cantik dan berbudi
luhur. Setelah setahun mereka hidup berumah tangga
denangan bahagia, lahirlah anak mereka yang pertama,
seorang putra yang sangat tampan.
Sementara itu, kedua orang tua putri burung kuau
yang tinggal di kahyangan selalu dirundung perasaan
duka cita. Sudah lebih setahun lamanya mereka menunggu,
namun putri mereka yang bungsung tak juga kembali
dari dunia ke kayangan. Ingin rasanya mereka mencari
putri mereka yang bungsu itu kedunia. Tapi mereka
tak melakukannya karena takut ditangkap dan dibinasakan
manusia. Mereka tak lagi mengizinkan putri-putri
mereka turun bermain-main kedunia agar tidak mengalami
nasib yang sama seperti putri mereka yang bungsu
itu.
Pada suatu hari, Raja Muda bersama istrinya putri
burung kuau bersenang-senang di taman bunga istana.
Di sekitar mereka terdapat bunga-bunga yang indah
sedang berkembang sehingga membuat udara berbau
harum.
Raja Muda berbaring sambil meletakkan kepalanya
dipangkuan istrinya. Dengan perlahan-lahan, putri
burung kuau membelai-belai kepala suaminya. Raja
Muda merasa senang sekali saat itu. Tiba-tiba dia
teringat betapa merdunya nyanyian burung kuaunya
dahulu didengarnya, ketika dia bersembunyi di bawah
timbunan pasir sambil menunggu kesempatan baik untuk
menangkap burung kuau yang kini sudah menjadi istrinya.
Karena teringat pada nyanyian burung kuau yang sangat
merdu itu, Raja Muda meminta istrinya agar menyanyi
untuknya. Tetapi istrinya menolak dan menasehati
Raja Muda agar tidak memintanya menyanyi. Kalau
dia bernyanyi hatinya akan merasa sedih sekali dan
juga akan menimbulkan penyesalan bagi Raja Muda.
Raja Muda tidak mau menerima nasehat istrinya itu,
dan terus saja membujuk istrinya agar mau menyanyi
untuknya. Istri Raja Muda tetap menolak dan memberi
nasehat yang sama kepada Raja Muda. Justru karena
itu Raja Muda tetap penasaran ingin tahu mengapa
istrinya mengatakan kalau dia menyanyi akan menimbulkan
penyesalan bagi Raja Muda.
Akhirnya, karena Raja Muda membujuk dan mendesak
terus, dengan perasaan terpaksa istrinya menyanyikan
lagu burung kuau dengan suara merdu sekali. Karena
merdunya lagu burung kuau itu, baru dua bait pantunnya
dinyanyika oleh putri burung kuau tertidurlah Raja
Muda dengan kepala terkulai dipangkuan istrinya.
Ketika istrinya berhenti bernyanyi, tiba-tiba Raja
Muda tersentak dari tidurnya dan menyuruh istrinya
agar bernyanyi terus. Maka diteruskan istrinya bernyanyi.
Raja Muda tertidur kembali dibuaian nyanyian istrinya
itu. Tambah lama istri Raja Muda bernyanyi tambah
tinggi suaranya, tubuhnya gemetar dan air matanya
bercucuran.
Kemudian perlahan-lahan istri Raja Muda yang sedang
bernyanyi itu menjelma menjadi burung kuau. Sambil
menggepak-gepakkan sayapnya terbanglah dia perlahan-lahan
meninggalkan suaminya. Tiba-tiba Raja Muda terbangun
dan dia lihat istrinya tak ada lagi di sampingnya.
Yang tampak olehnya ialah burung kuau yang sedang
terbang membubung ke kahyangan. Raja Muda menjadi
sadar bahwa istrinya sudah menjelma kembali menjadi
burung kuau dan terbang meninggalkan dia. Oleh karena
itu, Raja Muda menyesal sekali telah menyuruh istrinya
menyanyikan lagu burung kuau baginya. Akan tetapi,
penyesalan tak berguna lagi karena istrinya sudah
terbang membubung kekayangan. |
|
|
|
|
|