|
|
Home
> Education
> FolksTale
> Ikan Ajaib - Timur Tengah |
|
Ikan Ajaib - Timur
Tengah |
|
|
|
Pada zaman dahulu, di sebuah negeri
yang terletak di Timur Tengah (Arabia)
ada seorang raja yang suka bersantap dengan makanan
yang lezat dan nikmat.
Suatu ketika Raja ingin bersantap dengan hidangan
ikan yang lezat. Para pelayan dikerahkan untuk mengumpulkan
ikan sebanyak-banyaknya.
Ikan itu dikumpulkan di dapur istana. Seorang pelayan
melihat ada ikan kecil yang manis sekali diantara
kumpulan ikan di dapur, ikan kecil itu ternyata
masih hidup. Si pelayan merasa kasihan.
Dia berpikir, jumlah ikan sangatlah banyak, tentu
Raja tidak akan merasa kehilangan jika ia mengambil
ikan kecil itu. Lalu dimasukkannya ikan itu ke dalam
jambangan.
Beberapa hari kemudian Permaisuri melihat ikan itu.
Ia sangat tertarik. Dibawanya ikan itu ke istana
dijadikan binatang hias kesayangannya.
Sungguh ajaib, hanya dalam tempo seminggu ikan itu
sudah menjadi besar. Jambangan tak cukup lagi memuat
tubuhnya. Terpaksa Permaisuri memasukkannya ke dalam
akuarium.
Namun beberapa hari kemudian ikan itu sudah membesar
lagi. Tubuhnya lebih panjang dari akuarium, terpaksa
ia dipindah ke dalam kolam istana. Ikan itu nampak
senang dan badannya terus saja bertambah besar.
Karena tubuhnya yang terus membesar maka ikan itu
tidak lagi nampak manis, melainkan nampak menyeramkan.
Ketika proses pembesaran sudah selesai dia selalu
nampak merenung di sudut kolam. Tak mau berenang
lagi. “Apa yang
kau pikirkan?” tanya Permaisuri saat
melihat ikannya nampak sedih.
Ikan itu mengangkat hidungnya dan menjawab. “Aku
bosan sendirian di dalam kola mini. Tak ada yang
bisa kukerjakan. Aku ingin kawin, tapi aku tak mau
kawin dengan ikan, aku ingin kawin dengan seorang
gadis muda.”
Permaisuri sangat kaget mengetahui ikan itu ternyata
dapat berbicara, lebih kaget lagi manakala mengetahui
permintaan ikan yang dianggap sangat mustahil itu.
Ikan ingin kawin dengan manusia?
Meski permintaan itu sangat tidak masuk akal, tapi
Permaisuri tetap berusaha memenuhinya. Ia menyuruh
pengawal untuk menyebarkan pengumuman kepada seluruh
rakyatnya bahwa siapa saja gadis yang mau kawin
dengan ikan kesayangannya maka akan dihadiahi harta
berlimpah. Tetapi siapakah yang mau kawin dengan
seekor ikan? Tentu saja tidak ada yang bersedia.
Sementara itu dinegeri lain, ada seorang janda tua
yang kejam. Dia mendengar pengumuman sang Permaisuri.
Janda ini punya anak kandung, seorang gadis berwajah
jelek dan berkelakuan buruk. Dia juga punya anak
tiri bernama Karin. Ayah Karin, suami si janda sudah
lama meninggal dunia. Karin selalu diperlakukan
dengan kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Karin menangis tersedu-sedu karena ibu tirinya itu
bermaksud menyerahkannya kepada Permaisuri untuk
dikawinkan dengan seekor ikan.
Sebelum dibawa ke istana Karin disuruh mencucui
semua pakaiannya dan mandi yang bersih.
Usai mencuci dan mandi ia duduk termenung dalam
kesedihan. “Mengapa
aku harus kawin dengan seekor ikan?”
gumamnya putus asa. Percuma menolak perintah ibunya,
pasti ibu tirinya itu akan menghajar dan menyiksanya
habis-habisan. Tak terasa air matanya bercucuran.
Saat termenung sedih tiba-tiba seekor katak meloncat
dari balik batu. “Gadis
cantik, kenapa kau menangis?”
Ketika Karin menceritakan nasibnya yang malang katak
itu justru mentertawakannya. “Gadis
cantik,” kata si Katak. “Jangan
khawatir, sebenarnya ibu tirimu hendak mencelakakanmu,
tapi nasibmu bahkan akan menjadi baik dan menyenangkan.
Dengarkan pesanku ini.”
Katak itu memberikan tiga butir kerikil kepada Karin
sembari berkata, ”Sebelum
menikah dengan ikan itu, duduklah di kolam. Dia
akan muncul kepermukaan. Pada saat itu masukkan
sebutir kerikil ini ke dalam mulutnya. Dia tidak
akan bisa menelanmu, tapi awas, jangan sampai kau
tertidur di tepi kolam.”
Demikianlah, setelah persiapan selesai Karin dibawa
pergi keistana. Sampai di istana dia diberi pakaian
yang indah-indah, diberi perhiasan dan disediakan
untuknya pondok mungil di tepi kolam.
Permaisuri berkata, ”Kau
harus duduk sendirian di tepi kolam, ikanku akan
melihat calon istrinya.”
Dengan hati berdebar Karin duduk di tepi kolam.
Tak berapa lama muncullah sebuah kepala yang bentuknya
mengerikan. Secepatnya ia lempar sebutir kerikil
ke dalam mulut ikan itu. Ikan itu menyelam tapi
mendadak muncul lagi dengan mulut menganga. Karin
melemparkan butir kerikil kedua dan ikan itu menyelam
lagi.
Tak lama kemudian ikan itu muncul lagi, sekuat tenaga
Karin melemparkan butir kerikil ketiga ke dalam
mulut ikan. Kali ini ikan itu tidak menyelam lagi
melainkan terdengar suara menggelegar, air kolam
bergolak lalu dihadap Karin berdiri seorang Pangeran
yang sangat tampan. “Benarkah
penglihatan saya ini…” gumam
Karin seakan tak percaya. “Benar,
aku sebenarnya seorang Pangeran yang kena sihir
oleh orang jahat. Berkat bantuanmu aku kembali menjadi
manusia. Terima kasih Karin.”
Atas bantuan Permaisuri kedua remaja yang saling
jatuh cinta ini dinikahkan, lalu diantarkan ke negeri
asal Pangeran. Mereka hidup berbahagia. Sementara
ibu tiri Karin menyesal bukan kepalang, ternyata
nasib Karin lebih baik ketimbang nasib anak-anaknya. |
|
|
|
|
|