|
|
Home
> Education
> FolksTale
> Legenda Batu Keramat - Irian Jaya |
|
Legenda Batu Keramat
- Irian Jaya |
|
|
|
Di daerah Yapen Timur, tepatnya
di daerah Wawuti Revui, terdapat sebuah gunung bernama
Kamboi Rama. Masyarakat berkumpul dan berpesta di
gunung itu. Di gunung itu juga tinggal seorang Raja
tanah atau dewa bernama Iriwonawai. Dewa itu memiliki
sebuah tifa atau gendang yang diberi nama sokirei
atau soworoi. Jika gendang itu berbunyi, orang-orang
akan berdatangan dan berkumpul karena pada kesempatan
itulah mereka dapat melihat gendang itu. Akan tetapi,
yang dapat melihat gendang hanya orang-orang tua
berkekuatan gaib.
Dewa Iriwonawani mempunyai sebuah dusun yang banyak
ditumbuhi tanaman sagu, yaitu dusun Aroempi. Sagu
merupakan makanan pokok penduduk daerah Wawuti Revui.
Akan tetapi, sagu itu lama-kelamaan berkurang. Dewa
marah. Kemudian, tanaman sagu itu dipindah. Penduduk
dusun Kamboi Rama ketakutan, mereka pindah ke daerah
pantai. Di sana mereka mendirikan daerah baru yang
diberi nama Randuayaivi. Setelah itu, di Kamboi
Rama hanya tinggali Iriwonawai dan sepasang suami
istri bernama Irimiami dan Isoray.
Pada suatu pagi, Isoray duduk di atas batu untuk
berjemur diri. Beberapa saat kemudian, batu yang
didudukinya itu mengeluarkan gumpalan awan panas
sehingga dia tidak tahan duduk di batu itu. Kemudian,
Irimiami menduduki batu itu. Ternyata apa yang dirasakan
Irimiami sama dengan yang dirasakan Isoray. Setelah
itu, Irimiami mengambil daging rusa dan diletakkan
di atas batu itu. Tidak lama kemudian, daging rusa
itu diangkat dan dimakan. Ternyata daging rusa itu
terasa lebih enak. Sejak itu, Irimiami dan Isoray
selalu meletakkan makanan di atas batu itu.
Pada suatu hari, Irimiami dan Isoray menggosok buluh
bambu di batu itu. Tidak lama kemudian buluh bambu
putus dan gosokan buluh bambu mengeluarkan percikan
api. Irimiami dan Isoray heran. Kemudian, mereka
mulai mengadakan percobaan di atas batu itu.
Keesokan harinya, mereka mengumpulkan rumput dan
daun kering. Rumput dan daun kering itu diletakkan
di atas batu itu. Tidak lama kemudian, rumput dan
daun itu mengeluarkan gumpalan awan seperti pernah
mereka lihat. Irimiami dan Isoray pun menamakan
batu itu batu keramat. Mereka mulai memuja batu
itu.
Pada siang hari, ketika matahari memancarkan sinarnya,
Irimiami dan Isoray mencoba meletakkan rumput, daun
dan ranting bambu di atas batu keramat. Mereka menunggu
apa yang akan terjadi. Ternyata keluarlah awan merah
yang sangat panas. Mereka ketakutan dan memohon
kepada Dewa Iriwonawai agar memadamkan awan merah
itu. Permohonan mereka terkabul dan awan merah padam.
Hari berikutnya mereka mengumpulkan rumput, daun
dan kayu lebih banyak. Benda-benda itu mereka letakkan
di atas batu keramat. Asap tebal mengepul di puncak
Gunung Kamboi Rama selama enam hari. Gendang pun
berbunyi. Masyarakat berkumpul ingin menyaksikan
gendang soworoi.
Irimiami dan Isoray sangat ketakutan. Tidak henti-hentinya
mereka memohon agar kepulan asap tebal itu menghilang.
Dewa Iriwonawai mengabulkan permintaan Irimiami
dan Isoray. Setelah awan menipis, penduduk kampung
Randuayaivi ingin melihat lebih dekat. Ternyata
perbuatan itu tidak dilakukan Dewa Iriwonawai, tetapi
di lakukan Irimiami dan Isoray.
Irimiami dan Isoray menyambut baik kedatangan penduduk
kampung Randuayaivi. Mereka pun menceritakan peristiwa
itu dan asal mula ditemukan batu keramat. Penduduk
tercengang mendengar cerita mereka. Apalagi setelah
mereka mencicipi makanan yang dipanaskan diatas
batu keramat. Oleh karena itu, Irimiami dan Isoray
ingin supaya diadakan pesta adapt.
Keesokan harinya, pesta adat dimulai. Penduduk kampung
Randuayaivi berkumpul membawa perbekalan seperti
sagu, keladi, daging dan makanan lainnya. Mereka
berkumpul mengelilingi batu keramat sambil meletakkan
rumput diatas batu itu. Tidak lama kemudian, keadaan
sekitar Gunung Kamboi Rama menjadi sangat cerah
dengan sinar api yang keluar dari batu keramat.
Pesta adat berlangsung selama tiga hari tiga malam.
Dalam pesta itu, Irimiami dan Isoray memperlihatkan
peristiwa-peristiwa yang pernah mereka alami. Kemudian
Irimiami dan Isoray memerintahkan masyarakat yang
hadir di pesta itu untuk mengelilingi batu keramat
sambil menari dan memuja batu itu.
Inilah legenda masyarakat Irian Jaya yang sampai
sekarang mengeramatkan batu api penemuan Irimiami
dan Isoray. Mereka juga percaya bahwa Irimiami dan
Isoray adalah orang pertama yang menemukan api.
Setahun sekali dilakukan upacara pemujaan terhadap
batu keramat itu. |
|
|
|
|
|