|
|
Home
> Education
> FolksTale
> Pangeran Arran - Rusia |
|
Pangeran Arran - Rusia |
|
Di pedalaman Rusia bakas Uni Soviet,
dahulu memerintah seorang raja yang kaya dan sangat
berkuasa. Kekayaannya didapat dari tambang batubara,
perak, permata. Sehingga rakyatnya hidup makmur
penuh kedamaian.
Tapi sang Raja merasa gundah gulana, karena permaisurinya
hingga kini belum melahirkan anak, padahal mereka
sudah lama menikah.
Namun dengan sabar sang Raja menunggu. Akhirnya
penantiannya tidak sia-sia. Setelah bertahun-tahun
permaisuri Sophie melahirkan bayi laki-laki yang
sehat dan tampan. Anak itu diberi nama Pangeran
Arran.
Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Di seluruh negeri
diadakan pesta, hadiah-hadiah dibagikan. Seluruh
penduduk ikut bergembira.
Sayang, ada satu orang yang tidak puas. Dia adalah
sepupu Raja, bernama Gubernur Olaf. Sebelum Pangeran
Arran lahir, Gubernur Olaf adalah calon pewaris
tahta. Sejak kelahiran Putra Mahkota, kedudukan
Gubernur Olaf tergeser. Dia bukan lagi pewaris tunggal
tahta kerajaan.
Iri hati dan dengki meracuni hati Gubernur Olaf.
Dari hari ke hari Putra Mahkota tumbuh makin besar,
tampan, pandai dan semakin dibenci oleh Gubernur
Olaf.
“Akulah yang yang harus
mewarisi tahta kerajaan. Aku!” sumpah
Gubernur Olaf sambil memikirkan rencana jahat untuk
menyingkirkan putra mahkota.
Pada suatu malam, Gubernur Olaf menculik Putra Mahkota
dan melarikanya ke gunung-gunung.
“Akan kubuang makhluk
sialan ini di tempat yang takkan mungkin ditemukan
orang,“ geramnya. “Dengan
demikian aku akan diangkat kembali menjadi pawaris
tahta. Orang-orang akan menghormati aku lagi.”
Gubernur yang licik itu pun meninggalkan Putra Mahkota
di lereng gunung terpencil, lalu kembali ke istana.
Bangsawan itu tidak tahu, bahwa di gunung-gunung
yang sunyi tidak hanya batu karang atau salju saja
yang ada, tapi juga hal-hal yang ajaib. Gunung tempat
pangeran Arran ditinggalkan adalah tempat tinggal
Kuda Bersayap Api.
Binatang ajaib ini mempunyai sayap, ekor, dan surai
yang selalu menyala seperti api. Dia selalu berkeliran
menjelajah celah-celah pegunungan.
Kuda itu merasa iba melihat Pangeran Arran. Digendongnya
Pangeran kecil itu dan diterbangkanya ke gua tempat
tinggal peri-peri salju. Peri-peri salju lalu merawat
dan mendidik Pangeran Arran hingga ia tumbuh menjadi
seorang anak muda yang tampan, gagah, pandai, dan
pintar bermain musik. Pendek kata menguasai segala
hal yang harus dikuasai oleh seorang pangeran muda.
Pangeran Arran benar-benar bahagia tinggal di pegunungan
itu. Setiap hari dia akan memacu kuda-kudanya bersayap
api itu dan menjelajahi lereng-lereng yang tersembunyi.
Dia senang memandangi puncak-puncak bukit di bawahnya
sambil menikmati semilirnya angin pegunungan.
Jika Pangeran Arran hidup bahagia, tidak demikian
halnya dengan kedua orang tuanya. Mereka merana.
Yang mereka ketahui hanyalah bahwa putra kesayangannya
hilang diculik dan tak pernah bisa ditemukan kembali.
Tak ada lagi pawaris tahta-kecuali, tentu saja,
Gubernur Olaf.
Gubernur Olaf merasa puas.
Banyak sudah pasukan yang dikerahkan untuk mencari
pangeran yang hilang, tapi tak ada yang berhasil
menemukan, sampai akhirnya Ratu Sophie mendengar
tentang seorang wanita bijaksana yang tinggal di
kaki pegunungan yang tinggi.
Ratu Sophie pergi mengunjunginya. “Pangeran
yang hilang?” tanya wanita tua itu
parau. “Aku pasti bisa mencari berita tentang
pangeran yang hilang. Seorang pangeran selalu di
dikelilingi cahaya yang bersinar samar. Wanita arif
seperti aku ini bisa melihat dan merasakannya, meskipun
dari jarak yang cukup jauh.”
Wanita tua itu duduk bersemadi. Lama sekali, sehingga
Ratu Sophie menyangkannya telah tertidur. Akhirnya
kelopak matanya bergetar dan wanita tua itu pun
membuka matanya.
“Di lereng gunung-gunung
tinggi,” bisik wanita itu, ”Di
gua peri-peri salju, dalam gua yang dingin membeku,
aku bisa merasakan adanya kehangatan. Ada manusia
yang tinggal di sana. Aku bisa melihat cahaya samar-samar
yang mengelilinginya, meskipun mataku tertutup.
Pastilah dia sang pangeran yang hilang, putramu.”
Wanita bijaksana itu menunjukkan jalan ke arah gua
peri salju, lalu Raja sendiri naik ke sana diiringkan
pasukan pengawal yang gagah berani.
Dengan segera ia mengenali putranya, karena begitu
mirip dengan dirinya sendiri ketika masih muda.
Betapa bahagianya Raja menemukan putranya yang hilang,
begitu pula sang Putra Mahkota.
Peri-peri salju mengizinkan Pangeran Arran untuk
kembali ke istana.
“Sudah sepantasnya kau
kembali ke keluargamu,“ kata mereka,
“Tapi pamitlah dulu kepada
Kuda Bersayap Api. Dialah yang menyelamatkan nyawamu.”
Pangeran Arran pergi menemui kuda perkasa itu. “Aku
akan selalu siap menolongmu,“ ringkiknya.
“Ambilah sehelai buluku.
Simpan baik-baik. Jika kau membutuhkan aku, masukan
bulu itu kedalam air dan… aku akan segera
datang menyelamatkanmu.”
Dengan penuh rasa terima kasih, Pangeran Arran kembali
ke istana ayahnya. Dia menikah dengan seorang putri
yang cantik jelita dan hidup bahagia.
Tapi, di balik kebahagian itu, dendam Gubernur Olaf
membara. Dia mengira Pangeran Arran telah binasa
ketika masih bayi. Dia lalu pergi ke raja negeri
tetangga.
“Jika kubocorkan rahasia
pertahanan kerajaanku, maukah Anda menaklukkannya?”
tanyanya. Pada raja tetangga. “Aku
akan menjadi raja di sana, dan Anda akan kuupah
dengan separuh kekayaan kerajaanku.”
Jahat sekali. Tapi, bagi Gubernur Olaf, nampaknya
itulah satu-satunya jalan yang masih terbuka.
Raja negeri tetangga setuju dan mengirimkan pasukannya
untuk menyerang kerajaan Pangeran arran. Karena
semua rahasia pertahanan telah dibocorkan oleh gubernur
Olaf, tentu saja pasukan musuh menang.
Raja dan Pangeran Arran melihat serbuan itu dari
jarak jauh. Mereka tahu bahwa Gubernur Olaf telah
berkhianat. Raja kecewa sekali. Tapi Pangeran Arran
tersenyum saja. Dimasukkanya bulu kuda ke dalam
air dan, dalam sekejap mata muncullah si Kuda Bersayap
Api.
“Panggilkan angin ribut
untuk mengusir pasukan musuh,” perintah
Pangeran Arran kepada si kuda.
Musuh pun berhasil disapu bersih. Tunggang-langgang
mereka lari kembali ke negerinya. Nasib Gubernur
Olaf tak diketahui. Sejak itu, tak ada seorang pun
yang berani bermusuhan dengan Pangeran Arran, karena
mereka tahu, Pangeran Arran punya seekor kuda yang
sangat sakti. Raja, Pangeran Arran, dan keluarganya
hidup berbahagia. |
|
|
|
|
|