|
|
Home
> Education
> Story
> Harga Tebusan |
|
Harga Tebusan |
|
Fan Li adalah seorang pria kaya
raya yang hidup kira-kira 2.500 tahun yang lalu.
Dia bekerja sebagai kepala komandan di ketentaraan
Propinsi Yue yang terletak di sebelah timur pantai
Cina. Pada suatu ketika, setelah dikalahkan oleh
negara tetangganya, Propinsi Wu, raja dari Yue ditangkap
dan dipekerjakan sebagai budak di peternakan raja
dari Wu selama tiga tahun. Setelah dibebaskan, raja
dari Yue berusaha sekuat tenaga, selama dua puluh
tahun, untuk membangun kembali kekuatan negaranya.
Akhirnya dia dapat mengusir Wu dan memaksa rajanya
untuk bunuh diri. Maka dia telah membalas dendam
atas penghinaan yang dideritanya. Semua ini dapat
berhasil berkat jasa Fan Li.
Ketika segala pengorbanan dan jasa-jasanya telah
dihargai oleh raja, Fan Li memohon untuk dibebas-tugaskan,
karena dia mengetahui bahwa raja dari Yue adalah
seseorang yang mau berbagi kerja keras tetapi tidak
mau berbagi hasil dari kemenangan yang didapatkannya,
seorang teman dalam kesusahan tapi bukan seorang
teman dalam perdamaian dan kegembiraan.
Dengan berbekal penghargaan yang sangat banyak dari
raja, Fan Li memutuskan untuk pindah ke Propinsi
Qi. Di sana dia berhasil mengelola sebuah peternakan
dan menjadi seorang jutawan. Dia mempunyai tiga
orang anak. Pada suatu hari, anaknya yang kedua
ditangkap dengan tuduhan membunuh di Propinsi Chu.
“Jika anak saya terbukti membunuh,”
kata Fan Li kepada keluarganya, “dia dapat
dihukum mati. Tetapi anak dari seorang jutawan tidak
harus mati di pengadilan,” Dia memberikan
anak bungsunya emas sebanyak 20.000 ons dan menyuruhnya
untuk pergi ke Chu untuk melihat apakah dia dapat
mengeluarkan kakaknya dari penjara.
“Sebagai anak yang tertua, saya seharusnya
yang pergi,” bantah anak sulungnya. “Tetapi
Bapak mengutus adik bungsu untuk mewakili saya.
Saya merasa malu bahwa Bapak tidak membiarkan saya
melaksanakan tugas saya. Saya merasa bahwa saya
adalah anak yang tidak berharga.” Dan dia
mengancam untuk bunuh diri.
Istri Fan akhirnya ikut campur, “Jika kamu
mengutus anakmu yang bungsu, dia mungkin berguna,
mungkin juga tidak. Tetapi kita pasti akan kehilangan
anak sulung kita. Apa bagusnya seperti itu?”
Fan akhirnya menyerah dan setuju untuk mengirim
anak sulungnya. Dia menulis surat kepada seorang
temannya bernama Zhuang di Chu.
“Berikan surat dan 20.000 ons emas kepada
Tuan Zhuang,” katanya kepada anaknya. “Biarkan
dia melakukan apa pun yang disukainya dengan uang
ini dan jangan pernah mempertanyakannya.”
Anaknya berangkat dengan membawa serta tambahan
emas miliknya sendiri.
Rumah Tuan Zhuang sangat besar. Dia membaca surat
itu dan menerima uangnya. “Pulanglah segera,”
kata Tuan Zhuang kepada anak muda itu. “Biarkan
saya yang menyelesaikan masalah ini.”
Tetapi anak sulung Fan memutuskan untuk tinggal
di kota tersebut. Dia menemui pejabat tinggi pemerintahan
atas inisiatifnya sendiri dan memberi pejabat itu
uang miliknya sendiri.
Tuan Zhuang mempunyai reputasi yang sangat baik
di negaranya sebagai orang yang dapat dipercaya.
Raja sangat menhargainya. Zhuang tidak bermaksud
menyimpan emas tersebut, dia akan segera mengembalikannya
kepada Fan Li setelah dia menyelamatkan anak keduanya.
Dia pergi menemui raja dari Chu dan mengatakan bahwa
tanda-tanda astrologi menunjukkan akan timbul bencana
di waktu dekat ini. “Apa yang harus kita perbuat
untuk menghindarinya?” tanya raja.
“Sebuah pengampunan dari Yang Mulia mungkin
dapat menghindarkan kita dari bencana tersebut,”
usul Zhuang. “Sangat bagus,” kata raja.
Kemudian dia memerintahkan untuk mengunci kas keuangannya.
Ketika pejabat tinggi pemerintahan mendengar kabar
ini, dia memberitahu anak sulung Fan Li bahwa akan
ada pengampunan di waktu dekat ini.
“Bagaimana kamu dapat mengetahuinya?”
Pejabat itu menjelaskan, “Sebelum sebuah pengampunan
diberikan, raja selalu mengunci kas keuangannya
karena takut pencuri-pencuri mungkin akan mengambil
kesempatan, dan kemarin raja memerintahkan untuk
mengunci kas keuangan.”
Anak sulung itu sangat gembira mendengar bahwa adiknya
akan segera dibebaskan. Dia mengunjungi Tuan Zhuang
lagi karena berpikir bahwa tidak ada gunanya memberikan
begitu banyak uang kepada Tuan Zhuang.
Tuan Zhuang sangat terkejut melihatnya. “Kamu
masih disini? Saya pikir kamu sudah pulang ke rumah.”
“Ya, saya masih disini. Saya akan pulang ke
rumah dengan adik saya karena sekarang akan ada
pengampunan dari raja. Saya kemari untuk mengucapkan
selamat tinggal kepada anda.”
Tuan Zhuang melihat ada maksud lain di balik kedatangannya.
“Mari masuk dan ambillah emasnya kembali,”
katanya. Anak sulung itu begitu gembira mendapatkan
emasnya kembali.
Tuan Zhuang sangat sedih. Dia merasa bahwa dia telah
diperdayai oleh anak muda itu. Maka dia kembali
menemui raja.
“Yang mulia memutuskan untuk memberikan pengampunan
karena percakapan kita yang terakhir. Tetapi sekarang
ada kabar burung bahwa anak dari seorang pria kaya,
Fan Li, dituduh membunuh dan keluarganya menyuap
pejabat anda. Kabar burung itu mengatakan bahwa
pengampunan itu diberikan hanya untuk menyelamatkan
anak orang kaya dan bukan benar-benar murni sebuah
pengampunan.”
“Itu tidak masuk akal!” kata sang raja
dengan sedihnya. “Pengampunan dibuat bukan
untuk anak orang kaya, kamu tahu itu.” Karena
marah, dia memerintahkan untuk segera menghukum
anak kedua Fan Li dan mengumumkan pengampunan keesokan
harinya.
Si anak sulung pulang ke rumah dengan membawa mayat
adiknya. Seluruh keluarga menangis, tetapi sang
ayah tetap terdiam.
“Dari awal saya sudah mengetahui hal ini
akan terjadi,” kata Fan Li, “Bukan
karena putra sulungku tidak mengasihi adiknya,
tapi dia hanya tidak dapat menguasai dirinya.
Dia adalah seorang yang tamak karena sewaktu mudanya,
dia melalui masa-masa sulit dengan saya untuk
membangun kekayaan keluarga ini. Sedangkan anak
bungsu saya hidup di waktu yang lebih enak. Ketika
dia masih muda, dia mengendarai kereta yang mewah
dan pergi berburu kelinci dengan kuda yang bagus.
Dia sudah terbiasa hidup mewah karena dia tidak
mengerti susahnya mencari uang. Oleh karena itu
saya ingin mengirimnya ke Chu karena dia begitu
royal dengan uang. Ini adalah sesuatu yang tidak
mampu dilakukan anak sulung saya. Bagaimanapun
juga, dialah yang akhirnya membunuh adiknya.”
|
|
|
|
Komentar:
Fan Li mengerti karakter anak sulungnya dengan baik
dan sudah memperkirakan apa yang akan terjadi. Jika
dia benar-benar ingin menyelamatkan anaknya yang
kedua, kenapa dia tidak pergi kesana sendiri? Mengapa
dia gagal untuk memberitahukan kelemahan anak sulungnya
kepada temannya? Betapapun bijaksananya, dia telah
gagal terhadap anaknya sendiri dan terhadap temannya. |
|
Vegetable Roots
(abad ke-16)
"Berusahalah untuk mengerti motif asli dari
seseorang yang berusaha dengan keras tetapi gagal.
Bersabarlah untuk melihat bagaimana seseorang yang
sukses bisa berhasil pada akhirnya.". |
|
Taken From
Michael C. Tang Book
“Kisah-Kisah Kebijaksanaan
China Klasik - Refleksi Bagi Para Pemimpin” |
|
|
|
|
|