|
|
Home
> Education
> Story
> Kulit Domba |
|
Kulit Domba |
|
Bangsawan Mu, penguasa negara Qin,
menikahi putri dari negara Jin. Sebagai bagian dari
mas kawin yang ditawarkan oleh ayahnya, penguasa
negara Jin, adalah seorang budak bernama Bai Lixi,
yang dulunya pernah menjadi perdana menteri negara
Yu. Dia menjadi budak di Jin karena dia ditangkap
ketika Yu dijajah oleh Jin.
Dalam perjalanannya menuju Qin, Bai Lixi berhasil
melarikan diri. Tetapi ketika melewati wilayah negara
Chu, dia ditangkap sebagai mata-mata dan disuruh
mengurusi ternak.
Ketika memeriksa mas kawin calon istrinya, Bangsawan
Mu menemukan Bai Lixi telah hilang. Dia bertanya
kepada pengawal yang mengantar mas kawin itu, siapa
si budak Bai Lixi itu. “Dia
adalah seorang dengan bakat dan integritas yang
luar biasa, tetapi tidak beruntung,”
kata si pengawal.
Bangsawan Mu memerintahkan untuk melakukan pencarian.
Akhirnya dia menemukan bahwa Bai Lixi sedang mengurus
sapi-sapi di Chu. Dia menyiapkan sejumlah besar
hadiah yang mahal untuk ditawarkan kepada Raja Chen
dari negara Chu sebagai pengganti Bai.
Menterinya Gongsun Zhi menghentikannya.
“Jika raja dari negara
Chu mengetahui bahwa anda bermaksud untuk membayar
sedemikian banyak untuk seorang budak, dia akan
tahu bahwa Bai Lixi bukanlah orang biasa. Dia mungkin
akan menahan Bai Lixi dan menggunakannya, maka anda
tidak akan pernah mendapatkannya.”
Sang bangsawan menerima nasihatnya dan mengirimkan
utusan ke Chu dengan lima potong kulit domba, harga
pasaran seorang budak. “Bai
Lixi diinginkan di Qin karena dia telah melakukan
suatu kejahatan,” utusan itu memberitahu
Raja Chen. “Dia sekarang
ada di negara anda. Mohon untuk memberikannya kepada
kami. Kami hendak menghukumnya.”
Raja menerima kulit domba tersebut dan menyerahkan
budak itu. |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Nilai barang dagangan terletak dari persepsinya. |
|
VEGETABLE ROOTS
Mereka yang belajar untuk menghargai kesehatan setelah
sakit dan belajar untuk menghargai kedamaian setelah
perang tidaklah bijaksana. Mereka yang dapat melihat
ke depan dan mengantisipasinya itulah yang benar-benar
bijaksana. |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|