|
|
Home
> Education
> Story
> Penculikan |
|
Penculikan |
|
Tahun baru China yang biasanya jatuh
pada hari kelima bulan Februari, adalah kesempatan
yang menyenangkan untuk reuni keluarga dan makan
malam mewah, kesempatan untuk mengunjungi saudara
dan teman, membayar utang dan membersihkan rumah.
Di malam tahun baru, tak seorang pun tidur. Makan
malam pada malam itu adalah peristiwa yang paling
penting selama setahun.
Hari kelima belas setelah Tahun Baru adalah Festival
Lentera. Lentera Merah dinyalakan di mana-mana pada
malam itu untuk merayakan kedatangan musim semi.
Sejenis makanan manis berisi biji-bijian wijen yang
dihaluskan adalah penganan spesial pada kesempatan
itu.
Pada zaman dinasti Song, Festival Lentera mulai
pada hari ketiga belas setelah Tahun Baru dan dan
mencapai puncaknya pada hari yang kelima belas.
Pada hari itu, kaisar akan turun dari tahtanya untuk
bergabung dengan rakyat. Dia akan naik ke salah
satu menara untuk melihat Kaifeng, ibukota kerajaan,
untuk melihat cahaya dan kembang api nan semarak.
Ini adalah peristiwa langka bagi rakyat untuk melihat
kaisar. Musik dan drama dipertunjukkan di pusat
kota yang ramai. Tetapi ini juga merupakan kesempatan
yang dimanfaatkan oleh para penjahat.
Pada suatu malam seperti itu, bocah berusia lima
tahun bernama Nan Gai diculik.
Nan Gai berasal dari keluarga kaya. Ayahnya, Tuan
Wang Shao, adalah menteri negara di bawah pemerintahan
Kaisar Shen Zong, kaisar keenam dari dinasti Song.
Nan Gai adalah anak bungsunya dan merupakan anak
kesayangan keluarga itu. Untuk melihat perayaan
tersebut, kebanyakan anggota keluarga keluar pada
malam hari menuju pusat kota. Sama seperti orang
lain, Nan Gai memakai baju festival terbagusnya.
Topi kecilnya, yang dihiasi dengan mutiara dan batu-batu
berharga, sangatlah mencolok. Sebuah permata sebesar
mata kucing yang sangat besar dan bernilai hampir
seribu ons emas ditempelkan di depan topinya.
Seorang pelayan bernama Wang Ji mendudukkan Nan
Gai ke atas pundaknya. Ketika mereka mencapai pusat
kota, serombongan orang sudah berkumpul untuk melihat
kaisar yang sedang menjulurkan badannya di tembok
menara, tertawa dengan simpatiknya. Dengan berjinjit
untuk ikut melihat kaisar sekilas saja, Wang Ji
mengalami kesulitan memegang anak itu.
Setelah beberapa saat, dia merasa bahwa dia dapat
menggerakkan badannya dengan lebih leluasa seakan-akan
beban dipundaknya telah hilang. Sesaat, dia tidak
menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Tetapi tiba-tiba
dia sadar bahwa Nan Gai seharusnya ada di atas pundaknya.
Dia mencari-cari di sekitar tempat itu, tetapi tidak
menemukan anak itu di mana-mana.
Karena panik, dia cepat-cepat keluar dari kerumunan
itu. Tak lama kemudian, dia bertemu dengan pelayan-pelayan
lain dari keluarga itu. “Apakah anda
melihat Nan Gai?” tanyanya berharap.
“Tidakkah dia bersamamu?”
“Saya sedang berdiri di tengah kerumunan ketika
seseorang mengambilnya dari pundakku. Saya pikir
mungkin kalian telah membawanya pulang.”
Karena merasa cemas, kelompok itu dengan segera
mencari Nan Gai di segala penjuru kota. Mereka meneriaki
namanya, tapi suara mereka teredam oleh suara keramaian.
Tidak ada jejak dari anak itu sama sekali.
“Mungkin anggota keluarga yang lain membawanya
pulang,” salah satu dari mereka mengusulkan.
“Mungkin seseorang melihat topinya dan
menculiknya,” kata yang lain.
Mereka bergegas pulang. Setelah dilapori kehilangan
Nan Gai, Tuan Wang Shao tidak kelihatan sepanik
pelayannya.
“Nan Gai akan kembali dengan sendirinya,”
kata Tuan Wang. “Jangan panik.” “Bagaimana
jika dia diculik oleh kawanan penjahat? Apakah kita
harus memberitahu polisi dan meminta mereka untuk
segera mengumumkan pencarian?” “Jangan,
tidak perlu.”
Para pelayan menjadi bingung. Karena tidak dapat
mengetahui bagaimana Tuan Wang bisa demikian tenang,
mereka pergi untuk menemui Nyonya Wang.
Nyonya Wang menjadi terkejut. Dengan air mata membasahi
pipinya, dia menemui suaminya dengan tergesa-gesa.
Dia menginginkan cara apa pun dilakukan untuk menyelamatkan
putranya. Tetapi Tuan Wang berkata, “Jika
ia adalah seorang anak yang lain, saya akan melakukan
apa pun untuk menemukannya. Tapi Nan Gai ini berbeda.
Saya yakin dia akan kembali dengan selamat.”
“Percayalah padaku. Nan Gai akan kembali,
saya jamin.” Tetapi tidak seorang pun mempercayainya.
Istrinya mengirim orang untuk mencari anak itu.
Duduk di pundak Wang Ji, Nan Gai sangatlah terpesona
melihat aktraksi di panggung. Dia bahkan tidak tahu
ketika seseorang dengan halusnya membawanya pergi.
Sampai ketika orang itu mulai berusaha untuk membawanya
keluar dari kerumunan, Nan Gai baru bertanya, “Kamu
mau pergi ke mana, Wang Ji?”
Ketika dia melihat ke bawah, dia menyadari bahwa
dia berada di pundak orang asing. Dia mengetahui
sesuatu telah terjadi, dia diculik. Insting pertamanya
adalah dia akan berteriak minta tolong, tetapi tidak
jadi karena dia tidak melihat wajah-wajah yang dia
kenali di sekelilingnya. Dia mencurigai bahwa penculiknya
mengincar topinya, maka dia melepas topinya dan
menyembunyikannya di lengan bajunya. Orang itu berjalan
dengan cepatnya, Nan Gai tetap diam, berpura-pura
yang membawanya adalah pelayannya.
Ketika mereka mencapai Pintu Timur dekat kerajaan,
Nan Gai melihat beberapa tandu yang dibawa oleh
orang dengan berpakaian kerajaan mendekat dari arah
yang berlawanan. Dia memutuskan bahwa ini adalah
kesempatannya untuk melarikan diri. Sesaat setelah
tandu yang pertama berpindah ke sisinya, Nan Gai
mengeluarkan tangannya dan memegang pegangan tandu
tersebut, kemudian berteriak sekuat-kuatnya, “Tolong!
Tolong! Tangkap penculik ini!”Orang itu terperanjat.
Dia menurunkan bocah itu dan menghilang di tengah
kerumunan orang.
Penumpang dari tandu itu turun. Orang itu adalah
kasim kerajaan. Dia dan teman-temannya dalam perjalanan
pulang kembali ke kerajaan dari panggung hiburan.
Nan Gai memberitahunya tentang apa yang terjadi.
Kasim yang bersimpati itu membawa bocah itu ke dalam
tandunya dan bersama-sama mereka memasuki kerajaan.
Kasim-kasim sangatlah sayang kepada anak-anak karena
mereka telah kehilangan kemampuannya untuk mempunyai
anak. Kasim itu menawarinya buah dan kue untuk dimakan
dan mengajaknya untuk menginap semalam di kerajaan.
Pada keesokan harinya, kasim memberitahu kaisar
tentang keberadaan Nan Gai di kerajaan. Kaisar Shen
Zong sangatlah senang mendengarnya, karena dia menganggap
kedatangan Nan Gai di kerajaan adalah sebuah pertanda
baik. Dia belum mendapatkan keturunan.
Nan Gai diajak untuk menemui kaisar. Tidak seorang
pun pernah memberitahukannya bagaimana harus bersikap
di kerajaan, tetapi Nan Gai mengambil topinya, memakainya,
dan kemudian memberi hormat ke kaisar.
“Nama saya Wang Nan Gai. Saya adalah putra
bungsu Menteri Kaisar, Wang Shao.”
Kaisar sangat terkejut melihat kesopanan dan tata
bahasanya. “Bagaimana kamu bisa sampai kemari?”“Kemarin
malam kami berada di pusat kota untuk merayakan
hari raya dan untuk melihat Tuanku Kaisar. Beberapa
orang jahat menculik saya. Di tengah jalan, saya
diselamatkan oleh pejabat Tuanku Kaisar ketika mereka
sedang dalam perjalanan kembali ke istana. Itulah
ceritanya sehingga saya sekarang berdiri di sini
untuk menghadap Tuanku Kaisar.”
“Berapa usiamu?” “Lima
tahun.” “Ayahmu seharusnya
merasa kuatir sekarang. Kamu akan diantar pulang
segera. Tetapi sangatlah disayangkan bahwa penjahat
itu tidak tertangkap.” “Tuanku
Kaisar, tidaklah sulit untuk menangkap penculik
itu,” kata Nan Gai. “Kenapa
kamu berkata demikian?” “Ketika
saya mengetahui keinginan orang itu, saya melepas
topi saya dan menyembunyikannya di lengan baju saya.
Ibu menyematkan jarum dengan benang perak di topi
ini karena katanya benda itu dapat digunakan untuk
menolak setan. Ketika saya duduk di pundak orang
itu, saya menggunakan jarum untuk membuat jahitan
kecil di bawah kerah bajunya, lalu menyisakan sedikit
benang sebagai tanda identifikasi. Sekarang jika
Tuanku Kaisar mengirim detektif, mereka akan dapat
menemukannya.”
Kaisar sangat terkejut. “Betapa pintarnya
anak ini! Saya ingin kamu tinggal di sini sampai
penculik tertangkap.” Kemudian dia memerintahkan
walikota dari kota itu untuk menangkap penculik
dalam waktu tiga hari.
Pasukan khusus segera dibentuk. Detektif-detektif
berpakaian seperti orang awam ditempatkan di beberapa
bar dan restoran dan beberapa tempat umum, karena
polisi yakin bahwa penculik mungkin adalah anggota
dari sebuah gang, yang pada saat ini masih berada
di kota.
Penculiknya adalah ketua gang. Nama samarannya adalah
Elang. Ada selusin atau lebih orang di gang itu.
Elang telah mengincar keluarga Wang selama beberapa
waktu. Ketika dia menculik Nan Gai, dia berpikir
bahwa satu-satunya yang akan dilakukan oleh bocah
itu adalah menangis. Tetapi apa yang dilakukan Nan
Gai sungguh mengejutkannya.
Semua anggota dari gang itu mengeluarkan hasil curian
mereka malam itu. Emas, perhiasan, mutiara, giok,
mantel bulu dan barang berharga lainnya. Tetapi
dia tidak membawa apa pun. Mereka menanyainya kenapa
dia tidak mengambil saja topi anak itu.
“Ada emas dan perhiasan di seluruh bajunya
dan anak itu pasti sangatlah berharga.”
“Kamu menggigit lebih banyak daripada
yang bisa kau kunyah!”
Sudah menjadi kebiasaan gang itu bahwa setiap hari
salah seorang dari mereka secara bergiliran mentraktir
makan malam yang enak untuk anggota yang lainnya.
Maka mereka pergi ke sebuah restoran di sebuah daerah
yang sangat ramai.
Detektif Li menanyai orang-orang di sekitarnya.
Dia melihat orang-orang ini memasuki restoran. Dia
memilih tempat yang strategis, memesan sesuatu untuk
dirinya, dan kemudian dengan hati-hati menatap setiap
orang dari anggota gang itu. Dia menyadari bahwa
di bawah kerah mantel dari salah seorang pria itu
ada benang tipis berwarna.
Li segera pergi untuk mengumpulkan beberapa polisi,
membawa mereka masuk ke dalam restoran dan menangkap
kawanan penjahat itu atas nama Kaisar. Hasil interogasi
adalah penemuan sejumlah barang curian dan pengakuan
mereka atas kejahatan-kejahatan yang telah mereka
lakukan selama ini.
Kaisar sangat gembira mendengar kabar baik itu dan
memerintahkan untuk menghukum penculik itu.
Sedangkan Nan Gai menjadi anak kesayangan setiap
orang di istana. Dia adalah seorang yang pandai
dan manis. Banyak hadiah-hadiah ditujukan untuknya.
Permaisuri juga mengakui bahwa seorang anak yang
sangat cemerlang seperti Nan Gai adalah pertanda
yang baik, pertanda bahwa dia akan hamil. Nan Gai
bersenang-senang dan bermain dengan setiap orang
di istana.
Karena sekarang penculik itu sudah dibawa ke pengadilan,
berarti sudah waktunya bocah itu dikembalikan ke
rumahnya. Tandu kerajaan tiba di pintu kediaman
Tuan Wang Shao. Ketika Nan Gai keluar, seluruh keluarga
menjadi sangat gembira. Tangis gembira mengalir
turun di pipi ibunya. Kasim membacakan surat kaisar:
“Kami sangatlah gembira menemukan anakmu
yang hilang di malam Festival Lentera. Kami menikmati
kehadirannya dan mengirim dia pulang dengan hadiah-hadiah
dari kami sebagai penghargaan atas kepandaiannya.”Keesokan
harinya Tuan Wang membawa bocah itu menemui Kaisar
Shen Zong untuk menyampaikan rasa terima kasihnya.
Ketika dia tumbuh dewasa, Nan Gai menjadi seorang
pelajar yang pandai dan mendapatkan posisi yang
sangat tinggi di pemerintahan. |
|
|
|
Komentar:
Kepandaian adalah pemberian alam; pengetahuan didapat
dari belajar; dan pengalaman diperoleh melalui berbuat
kesalahan. Mereka semuanya berbeda tetapi sering
kali membuat orang bingung. Dengan kepandaian, pengalaman
kecil akan diperoleh dengan sendirinya. Tanpa kepandaian,
seseorang harus belajar dengan rajin untuk menutupi
kekurangan tersebut. |
|
Daoyuan (Abad
Kesebelas)
Tanpa kepandaian, seseorang dapat hidup sampai seratus
tahun tetapi tetap seperti seorang anak kecil. Dengan
kepandaian, seorang anak kecil dapat melakukan sesuatu
lebih baik dari orang dewasa yang hidup seratus
tahun |
|
Taken From
Michael C. Tang Book
“Kisah-Kisah Kebijaksanaan
China Klasik - Refleksi Bagi Para Pemimpin” |
|
|
|
|
|