|
|
Home
> Education
> Story
> Stempel yang Hilang |
|
Stempel yang Hilang |
|
Seorang walikota yang korupsi memerintah
di sebuah negara, dekat dengan yang sekarang kita
kenal sebagai kota Shanghai, di pertengahan abad
ke-16 pada masa dinasti Ming. Dia sangat cemas ketika
mendengar bahwa duta besar kerajaan akan mengadakan
pemeriksaan ke negaranya.
Tidak jauh dari Shanghai, di sebuah kota yang bernama
Suzhou, berdiamlah seorang pencuri yang terkenal.
Kemahirannya yang termashyur adalah melompati dinding
tanpa menimbulkan suara seakan-akan dia sedang berjalan
di tanah. Pada waktu bertarung, dia kelihatan tenang
dan santai tapi menyerang seperti petir. Dia juga
adalah seorang yang pemurah.
Walikota tersebut berpikir, kenapa tidak meminta
bantuan pencuri yang terkenal itu?
Kemudian walikota tersebut mengirim sebuah surat
beserta hadiah yang sangat mahal untuk pencuri itu
di Suzhou. Pencuri tersebut merasa terhormat dan
segera pergi ke negara itu untuk menemui walikotanya.
“Terima kasih atas hadiahnya
yang indah, Yang Mulia,” katanya. “Apa
yang dapat hamba lakukan untuk Tuan?”
“Aku ingin berbicara secara
pribadi denganmu,” kata walikota tersebut
setelah membubarkan pengawal-pengawalnya.
“Inspektur kerajaan akan
datang ke negara ini,” walikota itu
melanjutkan bicaranya. “Saya mempunyai firasat
bahwa dia akan menyulitkan saya. Saya ingin anda
pergi ke kediamannya dan mengambil stempel resminya
untukku. Tanpa stempel itu, dia tidak bisa menyelesaikan
misinya dan dia akan kehilangan pekerjaannya. Saya
akan memberi kamu 100 ons emas untuk hasil kerjamu.”
“Tidak masalah, Yang Mulia.
Saya akan secepatnya mendapatkan stempel itu untuk
anda.”
Pada malam itu juga, pencuri itu kembali dengan
membawa stempel tersebut dan membuat sang walikota
sangat kegirangan.
“Kamu telah melaksanakan
pekerjaan dengan sangat bagus,” kata
walikota, memberikan pencuri itu emas yang dijanjikannya.
“Sekarang cepat pergi
dari sini.”
“Tuanku, kamu sangat baik
kepada saya. Saya ingin memberikan nasihat sebelum
saya pergi.”
“Apakah itu?”
tanya walikota tersebut.
“Ketika saya bersembunyi
di atas langit-langit kantornya,” lanjut
pencuri itu, “Saya memperhatikan cara Yang
Terhormat bekerja, beliau memeriksa semua dokumen
dengan cepat dan menulis pesan-pesannya dengan sangat
cepat dan tanpa berhenti. Kelihatannya anda berhadapan
dengan orang yang teramat sangat berbakat dan pandai.
Seorang pria dengan kualitas seperti itu tidak dapat
ditipu. Saya berpikir bahwa sebaiknya anda menyerahkan
kembali stempel itu besok. Katakan kepadanya bahwa
stempel tersebut ditemukan oleh patroli malam anda
tapi pencurinya telah kabur. Meskipun inspektur
itu mencium sesuatu yang tidak beres, dia akan berpikir
dua kali sebelum menangkap anda.”
“Sangatlah tidak masuk
akal untuk mengembalikan stempel itu,”
kata walikota. Stempel berarti kekuasaan. Dengan
stempel ditangannya, dia dapat melakukan apa saja
terhadap saya. Kamu sebaiknya segera pulang dan
tinggalkan saya seorang diri.”
Keesokan harinya, inspektur kerajaan menemukan bahwa
stempelnya hilang. Dia memerintahkan untuk segera
dilakukan pencarian, tapi tidak berhasil menemukannya.
“Walikota pasti ada hubungannya
dengan pencurian ini karena mengetahui bahwa saya
bukanlah temannya,” kata inspektur
tersebut pada dirinya. “Daerah ini adalah
wilayahnya, dan sangatlah mudah baginya untuk meletakkan
mata-mata di sekitarku. Tapi aku akan mendapatkan
stempel itu kembali dengan mudah juga.”
Dia mengunci kotak stempel dan meletakkannya kembali,
dan melarang anak buahnya untuk mengatakan sepatah
kata pun mengenai pencurian ini. Kemudian dia mengatakan
bahwa dia sakit sehingga untuk beberapa hari dia
tidak dapat masuk kerja.
Walikota tertawa dalam hati. Tetapi seperti pejabat
daerah yang lain, dia harus menjenguk inspektur
kerajaan sesuai dengan adat yang berlaku pada waktu
itu.
Ketika walikota berkunjung, inspektur kelihatannya
sedang senang. Mereka berbincang mengenai masalah
administrasi, kebiasaan daerah, pajak dan anggaran
sambil minum teh. Walikota mulai merasa malu melihat
inspektur tidak mencurigainya sama sekali. Sewaktu
mereka berbincang-bincang, seorang pelayan masuk.
“Kebakaran, kebakaran!
Yang Mulia, dapur terbakar!”
Wajah inspektur berubah warna. Dia meloncat bangkit
dari kursinya. Mengambil kotak stempel dan menyerahkannya
kepada walikota. “Kita
harus segera keluar. Jagalah kotak ini untukku.
Mohon carilah pertolongan tambahan untuk mematikan
api.”
Karena begitu tiba-tiba, walikota tidak dapat menolak.
Dia harus meninggalkan kediaman inspektur itu dengan
kotak stempel. Ketika api akhirnya dapat dipadamkan,
dapurnya rusak total tapi kantor utama kediaman
inspektur itu berhasil diselamatkan dari amukan
api. Sekarang walikota baru menyadari bahwa inspektur
kerajaan memberikan kotak stempel yang kosong itu
dengan maksud tertentu. Jika dia harus mengembalikannya
seperti semula, inspektur kerajaan pasti akan membuka
kotak yang kosong itu untuk membuatnya merasa bersalah.
Alasan apa yang harus diberikannya? Akhirnya dia
memutuskan untuk mengembalikan stempel itu ke kotaknya.
Keesokan harinya inspektur kerajaan kembali bekerja.
Walikota mengembalikan kotak stempel tersebut. Inspektur
membukanya di hadapan para pegawainya dan mencap
stempel itu ke dokumen yang belum ditandatanganinya.
Dia meninggalkan negara tersebut pada hari yang
sama, kemudian memanggil gubernur propinsi tersebut
dan memberikan laporan lengkap mengenai pencurian
terhadap capnya. Beberapa saat kemudian, walikota
dipindahkan dari kantornya. |
|
|
|
Komentar:
Jelas bahwa walikota tidak mengetahui bahwa kadang-kadang
ancaman secara tidak langsung itu lebih efektif,
karena dapat membuat orang lain berimajinasi bahwa
anda mampu melakukan lebih dari yang diduga. |
|
Vegetable Roots
(abad ke-16)
"Ketika orang yang kaya berbuat jahat, dia
sebenarnya bertindak sangat buruk dan tidak akan
bisa menikmati kekayaannya untuk waktu yang lama.
Ketika orang yang pintar berusaha untuk menyombongkan
diri, sebenarnya dia sedang menunjukkan kebodohannya
dan cepat atau lambat akan gagal". |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|