Hukuman badan membuat Sun Pin tercabik-cabik.
Sebagai kriminal yang bertato, dia tidak dapat menemukan
pekerjaan atau tampil di depan umum. Pang menampungnya
di dalam rumahnya sendiri dan mengupahi seorang
pelayan tua untuk melayaninya. Sun sangat berterima
kasih kepada Pang.
Pang Juan mengetahui bahwa Sun Pin sedang menulis
buku tentang seni perang seperti yang pernah ditulis
oleh moyangnya, Sun Tzu. Dia menanyakan hal itu
kepada Sun Pin. Sun Pin sangat ingin membalas budi
Pang Juan, maka dia menawarkan untuk mendedikasikan
buku itu kepada Pang.
Aktivitas menulisnya berjalan dengan lambat, sebagian
karena dia tidak dapat duduk dengan benar karena
cacatnya dan sebagian lagi karena dia sering kali
merasa depresi. Dari waktu ke waktu Pang bertanya
kepada pelayan tua yang melayani Sun mengenai perkembangan
pekerjaannya. Ketika dia mendengar bahwa Sun hanya
menulis beberapa baris sehari, dia kelihatannya
sangat tidak senang. “Kapan
dia akan menyelesaikan buku itu jika dia hanya
menulis beberapa baris seperti itu? Suruh dia
untuk lebih cepat!”
Pelayan tua itu menjadi bingung. Salah satu dari
asisten Pang Juan memberitahunya bahwa Sun dibiarkan
hidup hanya karena Jenderal Pang tertarik akan
apa yang ditulisnya. Begitu dia selesai menulis
buku itu, Pang Juan pasti akan menyuruh Sun Pin
dihukum mati. Orangtua itu menjadi waspada. Dia
merasa kasihan kepada Sun dan memberitahukannya
apa yang telah didengarnya. Berita itu seperti
sebuah bom bagi Sun. Ia sangat terperanjat sampai
hampir pingsan. Ketika dia tenang kembali, dia
membakar semua yang telah ditulisnya ke dalam
api. Dia merasa bahwa dia telah terbangun dari
sebuah mimpi buruk. Dia berharap andaikata dia
mengetahui karakter Pang Juan sejak dulu.
Ketika Pang datang untuk melihatnya, Sun tiba-tiba
tertawa tidak terkontrol dan menangis berlebihan.
Dia tertawa lagi dan menangis lagi.
“Tolong! Tolong!”
teriaknya kepada Pang.
“Ini saya. Saya Pang
Juan.”
Tetapi Sun kelihatan tidak mengenali rekan sejawatnya
lagi.
“Apakah dia menjadi gila?” pikir Pang.
Tetapi dia curiga bahwa Sun berpura-pura gila.
Maka dia menyeret Sun ke kandang babi. Sun jatuh
di tengah kubangan kotoran babi, kemudian dia
menutupi dirinya dengan kotoran babi tersebut,
dan kemudian tidak sadarkan diri.
Masih curiga, Pang secara diam-diam mengirim seseorang
untuk membawakan sedikit minuman anggur dan makanan
untuk menengok Sun di dalam kandang babi. Sun
membuang semua makanan enak itu ke tanah dan mengambil
kotoran babi dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
“Enak!”
teriaknya.
Ketika mata-matanya melaporkan apa yang dia lihat,
Pang menjadi yakin bahwa Sun benar-benar gila
dan pengawasannya terhadap Sun menjadi berkurang.
Sejak saat itu, kandang babi menjadi rumah Sun.
Di siang hari, dia pergi dan berkeliaran di jalan.
Di malam hari, dia kembali dan tidur dengan babi-babi.
Kadang kala dia tidur di jalan juga. Setiap orang
tahu bahwa dia orang gila. Bagaimanapun juga,
Pang masih terus-menerus mengamatinya.
Pada suatu malam ketika dia sedang tidur di jalan,
Sun dibangunkan oleh seorang pria. Sun mengenalinya
bahwa orang itu adalah teman lamanya dari negara
Qi. Dia memberitahu Sun bahwa perwakilan dari
negara Qi sedang mengunjungi negara Wei. Ketika
perwakilan dari negara Qi mendengar apa yang terjadi
terhadapnya, dia ingin menyelundupkannya keluar
dari negara itu.
Sun berkata bahwa dia masih di bawah pengawasan
ketat dari orang-orang Pang Juan. Temannya kemudian
menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengenakan
pakaian Sun dan menggantikan Sun di jalan itu.
Pada keesokan harinya Sun menyembunyikan dirinya
di dalam kereta dari perwakilan negara Qi dan
dibawa keluar dari negara Wei. Dua hari kemudian,
orang yang menyamar sebagai Sun hilang. Pang memerintahkan
untuk melakukan pencarian menyeluruh, tetapi gagal
menemukan Sun. |