|
|
Home
> Education
> Story
> Belajar |
|
Belajar |
|
Belajar mempunyai dua tujuan. Yang
pertama adalah untuk mengasah otak dan memperluas
wawasan. Yang kedua adalah untuk membuat seseorang
dapat memberikan konstribusi dalam masyarakat. Sayangnya
sekarang ini kebanyakan orang menjadikan pembentukan
karakter sebagai sarana untuk memperoleh posisi
yang baik. Pelayanan apa pun yang ditawarkan mereka
terhadap masyarakat hanyalah sekadar basa-basi.
Belajar mempunyai nilai praktis dan juga idealis.
Selain membentuk karakter, belajar memampukan kamu
untuk meningkatkan kecakapanmu secara umum dan menguasai
keterampilan tertentu untuk hidup. Keahlianmu dapat
membuat kamu bertahan terutama pada masa ketidakpastian
ketika tidak ada pekerjan tetap dan keluarga yang
mendukung. Kemampuanmu untuk bertahan tergantung
pada pendidikanmu. Keahlian yang bermanfaat adalah
lebih baik daripada uang. Apakah kamu pandai atau
bodoh, kamu harus belajar. Adalah berguna untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dan mengenal
lebih banyak orang.
Waktu yang paling baik untuk belajar adalah ketika
kamu muda dan pikiranmu masih segar. Apa yang telah
dipelajari sejak kecil akan bertahan sampai mati.
Ketika kamu tumbuh dewasa, kamu akan dikacaukan
oleh berbagai hal dan lebih sulit berkonsentrasi.
Inilah alasan kenapa kamu jangan menyia-nyiakan
masa mudamu. Saya masih ingat apa yang telah saya
pelajari ketika saya berumur tujuh tahun. Tetapi
apa yang saya pelajari setelah berumur dua puluh
tahun, saya cenderung untuk melupakannya setelah
sebulan.
Karena berbagai alasan, sebagian orang tidak dapat
mengabdikan dirinya untuk belajar pada saat mereka
masih muda. Dalam hal ini, mereka harus menerima
pendidikan ketika mereka dewasa dan harus melipatgandakan
usaha mereka untuk mendapatkannya. Pendidikan di
usia dewasa sudah tentu selangkah lebih lambat,
karena orang dewasa tidak dapat berkompetisi dengan
orang muda. Tetapi mereka tidak seharusnya menganggap
diri mereka tidak berguna. Saya akan ceritakan sebuah
cerita:
Shi Kuang adalah seorang pemusik buta (pada
abad keenam). Pada suatu hari raja dari negara
Jin berkata kepadanya: “Saya
ingin belajar, tapi saya takut saya sudah terlalu
tua. Saya sudah tujuh puluh tahun. Sudah terlambat.”
Shi Kuang berkata, “Terlalu
larut? Kenapa tidak menyalakan beberapa lilin?”
“Saya bicara serius. Kenapa
kamu bercanda?” “Saya
tidak bercanda, Tuanku. Orang muda yang suka belajar
itu seperti matahari pagi. Dia mempunyai masa depan
yang cerah. Orang setengah baya itu seperti matahari
di siang hari. Dia masih mempunyai setengah hari
bagus di depannya. Orang tua yang berpengetahuan
itu seperti cahaya lilin. Dia masih lebih bagus
dibandingkan dengan orang buta seperti saya yang
harus meraba dalam kegelapan.”
Belajar itu seperti bercocok tanam. Kamu menuai
apa yang kamu tabur. Kamu dapat bercita-cita tinggi.
Jika kamu tidak menetapkan cita-cita yang tinggi
bagi dirimu sendiri, kamu mungkin gagal di bawah
rata-rata. Untuk belajar sesuatu dengan baik, kamu
harus mempelajari karya-karya klasik di bidang yang
kamu pilih dan pada saat yang sama belajar dari
ahlinya. Hormatilah kekuasaan tapi jangan memperlakukannya
seperti dewa. Kalau tidak kamu tidak akan pernah
dapat menandinginya. Dengan menggunakan prestasi
mereka sebagai titik awal, kamu bisa berharap untuk
menandinginya. Pada setiap bidang, ada guru yang
hebat, tetapi kamu mungkin tidak mendapat kesempatan
bertemu dengan mereka. Kebanyakan orang hanya dapat
belajar dari orang yang bukan ahlinya. Jangan membiarkan
mereka membatasi potensimu.
Pada setiap bidang profesional ada petunjuk pasti
yang dapat diikuti. Jika kamu tidak memahaminya,
kamu tidak dapat membuat prestasi yang baik. Maka
jangan hanya berkonsentrasi pada keahlian teknis
saja.
Saya tidak menentang orang yang berpengetahuan.
Tetapi kamu harus memilih profesi kamu. Syarat awal
untuk menjadi orang yang terdidik adalah bahwa kamu
sudah menguasai bidangmu sendiri. Sangatlah sulit
bagi kebanyakan orang untuk menguasai segalanya
di bidang yang mereka pilih. Secara maksimum, mereka
hanya dapat mempelajari mungkin dua pertiganya.
Itu sudah cukup bagus. Jika kamu belajar keahlian
khusus, penting sekali untuk belajar di bawah bimbingan
seorang ahli. Lebih baik mengetahui sesuatu secara
menyeluruh daripada mengetahui sedikit tentang segala
hal. Banyak orang pandai tidak menyadari potensi
istimewa mereka sendiri karena mereka tidak menjadi
ahli di bidang tertentu.
Buku dapat mengajar anak-anak tentang kewajiban
mereka terhadap orangtuanya, dan mengubah sikap
angkuh menjadi sederhana, kejam menjadi murah hati,
pelit menjadi dermawan, kasar menjadi lembut, pemalu
menjadi berani, egois menjadi pemerhati, gegabah
menjadi sabar, dan picik menjadi toleran.
Bagaimanapun juga, banyak orang dapat mengutip kalimat
dari apa yang mereka baca, tetapi tidak pernah menjalankan
apa yang mereka pelajari. Belajar seharusnya membantu
anda untuk meningkatkan diri anda sendiri. Tetapi
saya mengamati bahwa beberapa orang cenderung untuk
menjadi sombong hanya karena mereka mengetahui sesuatu
yang orang lain tidak tahu. Mereka memandang rendah
generasi mereka dan tidak menghormati orang yang
lebih tua. Sebagai hasilnya, orang-orang tidak menyukai
mereka. Jika pengetahuan membuat mereka bersikap
seperti itu, lebih baik tidak berpengetahuan sama
sekali. |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Yan Zhitui hidup di masyarakat yang didominasi oleh
orang laki-laki, yang tentu saja mempengaruhi pandangannya
dan bahkan pilihan kata-katanya. Bagaimanapun juga
hal ini janganlah menghambat kita untuk menghargai
kebenaran yang dia katakan. |
|
Konfusius, 551-479
S.M
Zigong bertanya, “Adakah moto tunggal yang
dapat dipakai seseorang sepanjang hidupnya?”
Sang guru berkata, “Mungkin memperhatikan
sesama. Jangan melakukan sesuatu kepada sesama yang
kamu tidak ingin orang lakukan kepadamu.” |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|