|
|
Home
> Education
> Story
> Perkawinan dan Pertemanan |
|
Perkawinan dan Pertemanan |
|
Dalam perkawinan, jika ada perbedaan
besar dalam latar belakang keluarga antara suami
dan istri, mereka mungkin mempunyai perbedaan konsep
nilai. Perbedaan ini dapat menjadi potensi timbulnya
masalah dalam hubungan mereka. Orang yang berasal
dari keluarga kaya mungkin bersikap angkuh pada
orang dari kalangan kebanyakan. Orang yang berasal
dari keluarga miskin mungkin mempunyai perasaan
rendah diri. Jika mereka membiarkan ipar dan mertua
mereka untuk ikut campur dalam hubungan mereka,
keadaan akan menjadi lebih rumit. Inilah sebabnya
saya biasanya tidak menganjurkan orang dari latar
belakang yang berbeda untuk menikah.
Saya lahir di zaman yang penuh kekacauan. Saya bepergian
ke mana-mana di negara ini dan bertemu dengan banyak
orang. Setiap bertemu dengan orang yang baik, saya
selalu tertarik pada kepribadiannya. Saya ingin
mempelajari sesuatu darinya. Ketika kamu masih muda,
kamu masih lemah. Jika kamu berteman dengan orang
yang baik, kamu akan mencontohnya sebelum kamu menyadarinya,
meskipun kamu mungkin tidak sadar dengan apa yang
kamu lakukan. Dia mempunyai beberapa pengaruh terhadapmu.
Berteman dengan orang yang berkarakter mulia adalah
seperti masuk ke dalam sebuah kamar penuh dengan
mawar yang wangi. Jika kamu tinggal di ruangan itu
cukup lama, kamu akan menjadi wangi. Kebalikannya,
jika kamu berkawan dengan kalangan yang tidak baik,
itu seperti pergi ke pasar ikan, kamu akan berbau
amis jika kamu diam di sana untuk waktu yang cukup
lama.
Mengamati pewarna sutra yang sedang bekerja, seorang
filsuf yang terkenal Mo Zi (468-376
s.m) membuat komentar sebagai berikut:
“Apa pun yang dicelup
dalam warna biru akan menjadi biru. Apa pun yang
dicelup dalam warna kuning menjadi kuning. Setelah
diberi pewarna beberapa kali, warna yang asli dari
sutra itu tidak dapat dikenali lagi. Ini adalah
benar bukan hanya untuk sutra, tetapi juga pada
orang atau negara. Seseorang dapat dipengaruhi oleh
teman-temannya. Sebuah negara dapat berubah oleh
pengaruh disekitarnya.”
Maka, kamu harus memilih temanmu dengan hati-hati.
Konfusius berkata, “Jangan
berkawan dengan seseorang yang tidak sederajat denganmu.”
Maka, bertemanlah dengan orang-orang di mana kamu
dapat mempelajari sesuatu darinya. Selama seorang
itu mempunyai kelebihan darimu, jadikanlah dia temanmu".
Beberapa orang cenderung untuk mempercayai apa yang
mereka baca dari buku-buku, tetapi gagal untuk menangkap
apa yang mereka lihat dalam kehidupan nyata. Mereka
berpikir bahwa orang yang hebat hanya ada di masa
lampau dan tidak dapat menerima bahwa ada orang
yang hebat di zamannya. Sebagian orang mungkin percaya
akan adanya orang-orang hebat di negara asing dan
ingin berjumpa dengan mereka, tetapi mereka tidak
mengenali orang hebat di tengah-tengah teman-teman
dan murid-murid mereka dan terkadang malah mengejek
mereka. Keakraban seakan-akan membutakan mereka.
Sebenarnya orang tidak harus mencari jauh-jauh atau
melihat ke belakang untuk mencari kehebatan. Kenyataannya
ada orang hebat di sini dan sekarang ini.
Pada era Konfusius, orang dari negaranya, Lu, tidak
menganggapnya. Konfusius harus meninggalkan negaranya.
Raja Yu, yang memerintah pada periode Semi dan Gugur
dalam sejarah China, kehilangan negaranya karena
dia tidak serius mendengarkan nasihat bijak dari
temannya yang sangat dekat. |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Yan Zhitui hidup di masyarakat yang didominasi oleh
orang laki-laki, yang tentu saja mempengaruhi pandangannya
dan bahkan pilihan kata-katanya. Bagaimanapun juga
hal ini janganlah menghambat kita untuk menghargai
kebenaran yang dia katakan. |
|
Konfusius, 551-479
S.M
Zigong bertanya, “Adakah moto tunggal yang
dapat dipakai seseorang sepanjang hidupnya?”
Sang guru berkata, “Mungkin memperhatikan
sesama. Jangan melakukan sesuatu kepada sesama yang
kamu tidak ingin orang lakukan kepadamu.” |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|