|
|
Home
> Education
> Story
> Hal Benar yang Dilakukan |
|
Hal Benar yang Dilakukan |
|
Mencius lahir seabad setelah Konfusius
meninggal pada periode yang dikenal sebagai Periode
Negara-Negara Berperang dalam sejarah China, sebuah
zaman yang ditandai dengan kekacauan sosial, instabilitas
politik dan perang yang tidak berkesudahan.
Mencius percaya bahwa raja memerintah atas mandat
dari Surga. Mandat seperti itu tidak diberikan selamanya.
Jika raja kehilangan kualitas moral dan menyalahgunakan
kekuasaannya, mandat itu akan dicabut darinya.
Ketika dia mengabdi sebagai menteri di negara Qi,
dia mencoba dengan keras mempengaruhi raja untuk
menggunakan idenya dalam pemerintahan.
“Rakyat harus mempunyai pekerjaan yang tetap
dan tempat tinggal yang layak untuk hidup,”
Mencius menasihati raja. “Ketika stabilitas
kehidupan tidak ada, mereka akan tergoda untuk berbuat
jahat.” “Jika anda menunggu
sampai mereka tergoda untuk berbuat jahat dan menghukum
mereka, itu seperti menjebak mereka ke dalam perangkap.
Seorang penguasa yang mendapatkan mandat tidak pernah
menjebak rakyatnya. Dia akan memastikan bahwa mereka
mempunyai pekerjaan yang tetap dan tempat tinggal
yang layak untuk menunjang keluarganya, sehingga
mereka dapat hidup dengan baik di masa-masa yang
baik maupun masa-masa yang sulit. Saat itulah anda
dapat mendorong mereka menjadi baik dan jujur.
“Tetapi sampai hari ini rakyat tidak
memiliki harta yang cukup untuk menopang keluarganya
atau orangtua mereka di bawah peraturan anda. Pada
masa yang baik mereka harus bekerja keras sepanjang
tahun. Pada masa sulit, mereka berjuang hanya untuk
dapat bertahan hidup. Apa gunanya bagi mereka untuk
mengembangkan tingkah laku yang benar dan jujur?
Anda harus memperbaiki kebijakan anda dan mengubahnya
dari dasar.”
Namun raja hanya tertarik pada kekuasaan dan kekayaan,
tidak mau mendengarkan Mencius. Maka Mencius berpikir
untuk mengundurkan diri dari posisinya, tetapi kuatir
akan kesejahteraan ibunya yang sudah tua.
Pada suatu hari Ibu Meng mendengarnya menghela napas
dan bertanya alasannya. “Saya mendengar
bahwa seorang pria sejati mengamati kemampuannya
sendiri sebelum duduk di posisi tertentu. Dia tidak
berlayar di bawah warna yang salah untuk mendapat
keuntungan pribadi. Dia tidak hanya membual atau
menjadi tamak. Untuk bertahan di dalam kerajaan
di mana prinsipnya tidak didengar, adalah hal yang
memalukan. Dia tidak akan mengabdi kepada raja yang
menolak untuk mendengarnya. Sekarang raja dari negara
Qi tidak mau menerima nasihatku, saya ingin mengundurkan
diri dan pergi ke tempat lain. Tetapi saya khawatir
ibu sudah bertambah tua.” “Lakukanlah
yang benar. Jangan mengkhawatirkan saya,”
kata Ibu Meng. “Kamu mempunyai prinsip yang
harus diikuti seperti saya mempunyai tugas yang
harus dilakukan.”
Maka, Mencius mengundurkan diri. Dia bepergian dari
satu negara ke negara yang lain, mencoba untuk menemukan
penguasa yang bersedia menerapkan ide Konfusius,
tetapi semuanya gagal. Pada akhirnya, dia memutuskan
untuk mengabdikan dirinya untuk mengajar dan meneruskan
ajaran Konfusius. Dia dihargai sebagai orang bijak
kedua oleh orang China. |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Pandangan Mencius tentang kemanusiaan sangatlah
jelas. Dia percaya bahwa jika seseorang dibiarkan
untuk mengikuti nalurinya, manusia secara alamiah
akan berbuat baik. Semua orang mempunyai perasaan
kasihan, perasaan malu, perasaan hormat dan perasaan
tentang apa yang benar dan apa yang salah.
Contohnya, jika kita melihat seorang anak hampir
jatuh ke dalam sumur, kita akan ketakutan dan mencoba
untuk menyelamatkannya. Itu bukan karena kita ingin
mendapat penghargaan dari orangtua anak itu atau
mencari pengakuan dari teman dan tetangga, atau
khawatir bahwa kita akan disalahkan jika kita tidak
menolong anak itu. Itu hanyalah naluri kita untuk
melakukan hal tersebut.
Karena kita tidak tahan untuk melihat orang lain
menderita, hasilnya akan menjadi simpati kepada
manusia jika kita mengembangkan perasaan itu terhadap
semua orang yang kita temui. Dan hasilnya adalah
kebenaran moral jika kita mengembangkan perasaan
itu terhadap apa pun yang kita lakukan.
Jika seseorang dapat mengembangkan perasaan untuk
tidak berlaku jahat terhadap orang lain secara sempurna,
rasa kemanusiaannya akan menjadi tak habis-habisnya.
Jika seorang pria dapat mengembangkan perasaannya
untuk tidak mencuri secara sempurna, kebenaran moralnya
akan habis. Jika seorang pria dapat mengembangkan
hasrat untuk tidak mencari muka secara sempurna,
dia akan bertingkah laku jujur ke mana pun dia pergi.
Perasaan simpati berawal dari kemanusiaan. Perasaan
malu berasal dari kebenaran moral. Perasaan hormat
berawal dari sopan santun. Kemampuan membedakan
benar dan salah adalah awal dari kebijaksanaan.
Kita semua mempunyai empat unsur kualitas seperti
kita mempunyai dua kaki dan dua tangan kita. Mereka
diturunkan secara alamiah, hanya kita tidak berpikir
tentangnya secara sadar. Maka jika kita mencari,
kita akan menemukannya. Jika seorang pria berpura-pura
bahwa dia tidak menemukannya, dia akan merusak dirinya
sendiri.
Maka Mencius menekankan agar kita menyadari dan
mengembangkan kualitas ini secara sempurna dan menganggap
bahwa jika kita dapat secara sempurna mengembangkannya,
maka kita akan mempunyai segala yang dibutuhkan
untuk mengatur dunia. Tetapi jika kita gagal untuk
melakukannya, kita bahkan tidak dapat merawat keluarga
kita. |
|
MENCIUS (372-289
S.M.)
Orang besar adalah orang yang tidak kehilangan hati
anaknya. |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|