|
|
Home
> Education
> Story
> Jenderal Teori |
|
Jenderal Teori |
|
Ayah Zhao Kuo adalah seorang jenderal
yang pandai di negara Zhao. Zhao Kuo belajar ilmu
militer sejak dia masih kanak-kanak. Dia menjadi
sangat memahami teori strategi militer bahkan pernah
mengalahkan ayahnya pada saat diskusi mengenai subyek
tersebut. Tetapi ayahnya tidak berpikir bahwa dia
dapat benar-benar menjadi seorang jenderal yang
baik. “Perang
adalah urusan hidup dan mati,” kata
ayahnya ketika ibu Zhao Kuo menanyakan alasannya.
“Namun ketika anak kita
berbicara mengenai perang, dia menganggap enteng.
Saya harap dia tidak pernah menjadi jenderal perang.
Kalau tidak dia akan menghancurkan seluruh pasukan.”
Setelah ayahnya meninggal, Zhao Kuo menjadi tentara.
Ketika negara Qin menyerang negara Zhao, raja negara
Zhao memutuskan untuk memilih Zhao Kuo menjadi pemimpin
pasukan untuk bertempur melawan musuh. Ibunya cepat-cepat
secara formal mengirim petisi kepada raja untuk
tidak melakukan hal itu. “Ketika
saya menikahi ayahnya, dia adalah seorang komandan
pasukan. Dia merawat pasukannya dan berbagi dengan
mereka apa pun yang Tuanku berikan kepadanya. Ketika
dia meminpin pasukannya untuk berperang, dia mengabdikan
seluruh perhatiannya pada pekerjaannya, tidak pernah
sekali pun membiarkan masalah rumah tangga mengganggu
pikirannya. Tetapi Zhao Kuo ini berbeda. Dia menjadi
sombong segera setelah dia ditunjuk menjadi jenderal
pasukan. Dia tidak berbagi apa pun dengan prajuritnya
dan bermaksud untuk membeli barang-barang untuk
dirinya sendiri. Tuanku membuat keputusan yang salah
jika menunjuknya untuk menjadi komandan pasukan
karena reputasi ayahnya. Zhao Kuo hanya mempunyai
pengetahuan perang dari buku. Dia tidak mengetahui
bagaimana harus mengaplikasikan pengetahuannya dalam
perang yang sesungguhnya.” “Percayakan
hal ini kepadaku, Nyonya,” jawab raja.
“Saya telah membuat keputusan.”
“Jika demikian, saya tidak ada hubungannya
dengan masalah ini,” kata ibu itu. “Jangan
memberitahu saya bahwa saya tidak memperingatkan
Tuanku jika dia mengecewakan Tuanku.”
Setelah dia menjabat sebagai komandan pasukan, pertama-tama
Zhao Kuo mengganti semua pejabat dan kemudian mengubah
strategi dari pendahulunya. Pasukan dari negara
Qin dipimpin oleh jenderal yang berpengalaman. Dia
membodohi Zhao Kuo dengan berpura-pura mundur dari
medan perang, kemudian memutus jalur pasokan pasukan
Zhao dalam serangan mendadak, memecah mereka menjadi
dua bagian yang terpisah sehingga tidak dapat mendukung
satu dengan yang lain dan mengepungnya selama lebih
dari empat puluh hari. Zhao Kuo terbunuh ketika
dia mencoba untuk memecah formasi lawan. Pasukannya
mengalami kekalahan besar dan musuh hampir dapat
menaklukkan ibu kota Zhao. |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Peringatan seorang ibu janganlah diabaikan karena
sedikit sekali orang yang mengenal seseorang lebih
baik daripada orangtuanya sendiri. |
|
MENCIUS (372-289
S.M.)
Orang besar adalah orang yang tidak kehilangan hati
anaknya. |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|