|
|
Home
> Education
> Story
> Seratus Ungkapan Semanis Madu |
|
Seratus Ungkapan Semanis
Madu |
|
Setelah lulus dari ujian negara
di Beijing, seorang pria muda ditunjuk sebagai pejabat
pemerintahan di ibu kota propinsi. Dia pergi untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada mentornya, seorang
menteri pemerintahan senior. “Bekerja
di lokasi propinsi seperti itu tidaklah mudah. kamu
harus berhati-hati”, “Baiklah.
Terima kasih atas nasihat bapak“, kata
anak muda itu ”Mohon
jangan khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungkapan
semanis madu di benak saya. Kalau nanti saya bertemu
dengan pejabat di sana, saya akan menggunakannya.
Dia pasti akan senang”. “Bagaimana
kamu dapat melakukan hal itu?” tanya
mentornya dengan tidak senang. “Kita
adalah pria sejati. kita mempunyai prinsip. Kita
tidak seharusnya menggunakan sanjungan”.
“Sayangnya,
pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung”,
kata muridnya putus asa. “Hanya
beberapa orang pria yang benar-benar sejati seperti
anda yang tidak menyukai sanjungan”.
“Mungkin kamu benar”.
mentornya mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian pria ini menceritakan cerita ini kepada
temannya. “Saya
sudah menggunakan satu dari persediaanku. Sekarang
saya memiliki sembilan puluh sembilan ungkapan yang
tersisa.” |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Tidak ada yang lebih penting daripada diberitahu
bahwa anda membenci sanjungan. |
|
VEGETABLE ROOTS
Secara bertahap, tingkatkanlah apa yang kamu berikan
kepada orang lain, dan mereka akan selalu berterima
kasih. Tetapi jika kamu secara bertahap mengurangi
apa yang kamu berikan kepada mereka, mereka akan
cenderung melupakan kebaikanmu. Secara bertahap
kendorkan disiplin dan peraturan yang kamu tetapkan
kepada orang lain, dan mereka akan merasa lebih
nyaman dan puas. Tetapi jika kamu secara bertahap
mengetatkan disiplin dan peraturan kepada orang
lain, mereka akan melawan. |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|