|
|
Home
> Education
> Story
> Strategi dan Taktik |
|
Strategi dan Taktik |
|
Jika sebuah perang tidak dapat dielakkan,
yang terbaik adalah berperang dengan cepat. Jika
perang berkepanjangan, mental pasukan dapat terpengaruh,
pasokan mungkin akan habis, inflasi akan terjadi,
dan ekonomi negara akan terpengaruh. Perang yang
berlarut-larut tidak pernah menjadi keinginan dari
negara mana pun, terutama jika kamu berperang jauh
dari kampung halaman.
Meskipun jika kamu tidak mempunyai komandan yang
terbaik di dunia, kamu harus melakukan perang singkat.
Jika peperangan menyebabkan kesulitan keuangan,
maka ahli perang yang paling cemerlang pun tidak
dapat membantu.
Maka bagi mereka yang mengetahui keuntungan dari
sebuah perang haruslah juga menyadari risikonya.
Pada tahap awal dari peperangan, mental umumnya
tinggi, kemudian mulai menurun sedikit. Mendekati
akhir dari peperangan, mental biasanya melorot.
Maka jenderal yang bijaksana akan menghindari musuh
ketika mereka masih bersemangat tinggi dan menyerang
ketika mental mereka melorot.
Jangan menyerang musuh ketika musuh dalam keadaan
yang prima.
Jangan menyerang jika musuh menduduki tempat strategis
di medan perang.
Jangan menghentikan musuh ketika mereka sedang mundur.
Berilah mereka jalan keluar. Pasukan yang terpukul
mundur masih dapat melawan jika mereka ditekan sehingga
titik terakhir.
Sebuah perang adalah kombinasi antara hal-hal yang
terduga dan tidak. Peperangan yang biasa hanya untuk
menghalau musuh. Serangan yang mendadak atau serangan
balik yang luar biasalah yang membuat anda menang.
Jika musuh kelihatannya sangat terorganisir dan
berjumlah banyak, seranglah bagian vitalnya, dan
paksa mereka beraksi untuk menguntungkanmu. Kamu
harus bergerak dengan tempo yang lebih cepat, ambil
rute yang tidak terduga dan tangkap musuh pada saat
dan pada tempat mereka paling tidak siap.
Selalu gunakan titik terkuatmu untuk menyerang titik
terlemah dari musuh.
Jika kamu ingin berperang tapi musuh tidak, untuk
memancing mereka keluar, seranglah beberapa sasaran
sehingga musuh terpaksa menyelamatkan sasaran itu.
Sedangkan jika kamu tidak ingin berperang tapi musuh
ingin, tipulah musuh dengan serangan yang tidak
terduga sehingga musuh mengalihkan serangannya.
Peperangan mungkin terjadi di daerah kekuasaanmu,
atau di daerah kekuasaan musuh, atau di daerah kekuasaan
pihak ketiga.
Jika medan perang itu di daerah kekuasaanmu, jika
memungkinkan, cobalah untuk menghindari perang itu,
karena meskipun kamu menang, kamu dapat mengakibatkan
kerusakan parah di daerahmu sendiri.
Jika kamu berperang di daerah kekuasaan musuh, manfaatkanlah
pasokannya untuk menyuplai pasukanmu.
Jika pasukanmu menghadapi situasi hidup atau mati
dan mereka menyadari bahwa tidak ada jalan keluar
kecuali jika mereka menghancurkan musuh, mereka
tidak akan takut mati dan akan berperang untuk menang.
Jika pasukanmu berperang jauh di dalam daerah musuh,
kamu dapat berharap mereka akan secara otomatis
lebih hati-hati, lebih saling mendukung, dan lebih
berani karena bahaya yang mereka hadapi.
Perlakukan tawanan perang dengan baik. Berilah penghargaan
kepada yang berani. Kamu boleh melewati batas umum
dalam memberi penghargaan untuk memperlihatkan penghargaanmu
terhadap keberanian yang luar biasa. |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Seni Perang adalah buku klasik tentang ilmu perang,
psikologi perang dan filosofi perang. Tetapi prinsip
yang diungkapkan dalam buku legendaris itu membahas
lebih dari lingkup peperangan militer.
Pelaku bisnis dari China, Jepang, Korea, dan Singapura
telah mempelajari buku Sun Tzu dengan saksama, menganggap
buku itu seperti sebuah buku wajib dalam kompetisi
dunia bisnis modern di mana pasar adalah medan perang,
manajer dan karyawan adalah prajurit dan kepala
prajurit, serta produk dan servis adalah senjata.
Untuk alasan ini, saya memberi judul bab ini, “Seni
berkompetisi”.
Analisis Sun Tzu yang mendalam tentang watak manusia,
organisasi, kepemimpinan, pengaruh lingkungan, dan
pentingnya informasi memiliki relevansi dengan peperangan
ekonomi sama seperti pada peperangan militer. |
|
Zilu bertanya, “Jika guru
memimpin pasukan yang hebat, orang seperti apa yang
guru inginkan bersama anda?”
Sang guru berkata, “Saya tidak akan membawa
orang yang dapat bertarung dengan harimau dengan
tangan kosong, atau menyebrangi sungai tanpa perahu.
Saya ingin seseorang yang mendekati kesukaran dengan
hati-hati dan yang memilih untuk sukses dengan strategi.” |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|