|
|
Home
> Education
> Story
> Tipu Muslihat |
|
Tipu Muslihat |
|
Perang sebenarnya berdasarkan atas
tipu muslihat, yaitu menyembunyikan tujuanmu yang
sebenarnya dan membiarkan musuh menduganya.
Ketika kamu mampu menyerang musuh, berpura-puralah
bahwa kamu tidak mampu. Ketika kamu sedang dengan
aktifnya membuat persiapan, berpura-puralah untuk
tidak.
Berilah sedikit kesempatan pada musuhmu, pancing
mereka keluar dan serang mereka, kemudian habisilah
mereka. Pancinglah mereka kemudian serang mereka.
Dorong mereka untuk berpuas diri dengan berpura-puralah
bahwa kamu lebih lemah dari mereka, dan kemudian
kalahkan mereka. Pakailah trik dan penampilan yang
menyesatkan untuk membuat musuh bertindak seperti
yang kamu inginkan. Kadang kala sebuah rute yang
berputar-putar dapat menghantarkanmu ke tujuan lebih
cepat daripada jalan pintas jika musuh tidak curiga.
Jika musuh kelihatannya bersatu, cobalah untuk menciptakan
kebingungan dan tebarkan benih perselisihan. Jika
musuh menduduki posisi yang terlihat labil, mungkin
musuh sedang memasang umpan untukmu. Waspadalah.
Kamu dapat berpura-pura bahwa kamu tidak mengerti
maksud musuh yang sebenarnya dan melakukan persis
seperti apa yang diinginkannya darimu. Tetapi sementara
itu, persiapkanlah pasukanmu untuk menyerang musuh
secara tiba-tiba.
Seorang jenderal yang terbaik akan menyembunyikan
rencananya dengan demikian baiknya sehingga bahkan
mata-mata musuh pun tidak dapat mendeteksi apa pun.
Untuk alasan ini, dia tidak harus menjelaskan semuanya
kepada pasukannya atau mengungkapkan rencana utamanya
kepada prajuritnya. Karena takut mata-mata musuh,
komunikasi antara pasukannya dengan dunia luar harus
diusahakan seminim mungkin. Dia sebaiknya tidak
mengizinkan adanya gosip apa pun menyebar di dalam
pasukannya.
Berhati-hatilah akan tipu muslihat musuh. Ketika
musuh berbicara dengan rendah hati, dia mungkin
sedang menyiapkan serangan. Ketika dia berbicara
dengan keras, dengan posisi yang meyakinkan, dia
mungkin sebenarnya kembali dan mencari jalan untuk
mundur.
Taktik anda seharusnya bervariasi sesuai keadaan
dan berubah sesuai kondisi medan perang seperti
air yang beradaptasi terhadap pemukaan berbentuk
apa pun saat mengalir di permukaan tersebut. Jangan
biarkan musuh mengetahui taktikmu. Jangan mengulangi
taktik yang sama. Taktikmu seharusnya tidak mempunyai
bentuk atau pola yang tetap. Taktik yang terbaik
adalah ketika setiap orang dapat melihat langkah
yang kamu ambil, tapi, ketika kemenangan didapat,
tidak seorangpun mengerti bagaimana kamu dapat menang.
Ukuran pasukan yang ikut berperang mungkin bukan
faktor yang penting. Jika musuh tidak mengetahui
kapan dan di mana kamu akan menyerang, dia harus
menempatkan pasukan untuk bertahan di semua tempat.
Ini menyebabkan kekuatannya terbagi dan tentunya
melemahkannya pada titik tertentu. Jika kekuatan
pasukan terkonsentrasi pada sisi kanan, sisi kirinya
akan lemah. Sama halnya jika mereka mengkonsentrasikan
kekuatannya di depan, bagian belakangnya akan tidak
begitu kuat. Ketika mereka dipaksa untuk bertahan
setiap saat, mereka akan kehilangan keuntungan meskipun
mereka berjumlah lebih banyak dari pasukanmu. Kamu
mendapatkan keuntungan karena kamu dapat menempatkan
pasukanmu yang lebih kecil dengan efektif pada pasukan
musuh yang lebih besar tapi tercerai berai. Hal
ini menunjukkan pentingnya membuat musuh berada
dalam kegelapan sementara kamu mengetahui segala
informasi mengenainya.
Secara umum, kunci sukses dari strategi tipu muslihat
terletak pada fleksibilitas aksimu ketika saat yang
tepat muncul. Waktu dan kecepatan adalah faktor
yang menjadi kunci sukses. |
|
Prev
| Next |
|
|
Komentar:
Seni Perang adalah buku klasik tentang ilmu perang,
psikologi perang dan filosofi perang. Tetapi prinsip
yang diungkapkan dalam buku legendaris itu membahas
lebih dari lingkup peperangan militer.
Pelaku bisnis dari China, Jepang, Korea, dan Singapura
telah mempelajari buku Sun Tzu dengan saksama, menganggap
buku itu seperti sebuah buku wajib dalam kompetisi
dunia bisnis modern di mana pasar adalah medan perang,
manajer dan karyawan adalah prajurit dan kepala
prajurit, serta produk dan servis adalah senjata.
Untuk alasan ini, saya memberi judul bab ini, “Seni
berkompetisi”.
Analisis Sun Tzu yang mendalam tentang watak manusia,
organisasi, kepemimpinan, pengaruh lingkungan, dan
pentingnya informasi memiliki relevansi dengan peperangan
ekonomi sama seperti pada peperangan militer. |
|
Zilu bertanya, “Jika guru
memimpin pasukan yang hebat, orang seperti apa yang
guru inginkan bersama anda?”
Sang guru berkata, “Saya tidak akan membawa
orang yang dapat bertarung dengan harimau dengan
tangan kosong, atau menyebrangi sungai tanpa perahu.
Saya ingin seseorang yang mendekati kesukaran dengan
hati-hati dan yang memilih untuk sukses dengan strategi.” |
|
Taken From
Michael C. Tang Book “Kisah-Kisah
Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para
Pemimpin” |
|
|
|
|
|